Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masyarakat Indonesia sedang menunggu giliran untuk vaksinansi Covid-19.
Pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 9.40 WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah disuntik vaksin covid-19 sebagai orang pertama.
Mengutip laman Tribunnews.com, sebelum divaksin, Presiden Jokowi menjalani prosedur protokol skrining kesehatan.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Ini Bisa Membuat Vaksin Covid-19 Kurang Efektif, Apa Saja?
Sebelum disuntikkan vaksin, suhu tubuh dan tensi tekanan darah Jokowi diukur oleh petugas vaksin.
"Suhunya normal 36,3 derajat, tensi bapak juga normal 130/60. Sehat," kata Jokowi.
Jokowi juga ditanya apakah pernah demam, batuk, pilek?
Dengan tegas Presiden Jokowi menjawab tidak pernah.
Serta penyakit bawaan seperti jantung atau diabetes, dan dijawab tidak.
Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa kondisi yang membuat seseorang tidak memungkinkan menerima vaksin Covid-19?
Hal itu tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), salah satunya adalah penderita penyakit saluran pencernaan kronis.
Seperti dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ada beberapa penyakit yang masuk ke dalam daftar penyakit saluran pencernaan kronis.
Sebenarnya, apa alasan penderita saluran pencernaan kronis tak boleh divaksin?
Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, DR Dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM menjelaskan hal ini.
Kondisi saluran pencernaan kronis yang tidak diperbolehkan adalah yang berkaitan dengan gangguan autoimun.
Adapun gangguan autoimun yang menyerang sistem pencernaan, yakni inflammatory bowel disease (IBD) atau radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit crohn.
Sementara itu, penyakit saluran pencernaan lainnya yang tidak berkaitan dengan gangguan imunitas masih dapat mendapatkan vaksin.
“Maag juga kan ada yang kronis, itu tidak masalah. GERD, itu juga bukan penyakit autoimun," kata dr. Indra.
Adapun Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberi tanda "belum layak" tentang pemberian vaksin terhadap penderita penyakit saluran pencernaan, seperti IBD.
Dalam rekomendasi tersebut, pada dasarnya penderita penyakit saluran pencernaan yang menggunakan obat-obat imunosupresan tidak masalah diberikan vaksin Covid-19.
Namun, respons imun yang terjadi tidak akan seperti yang diharapkan.
"Jadi beberapa (kondisi) ada persyaratan khusus, bukan berarti tidak boleh."
"Tunggu penelitiannya saja. Kalau memang kata penelitian aman, PAPDI akan mengeluarkan (rekomendasi) penyakit-penyakit tertentu boleh," kata Indra.
Jika kamu masih ragu apakah kondisi tubuh masuk kategori yang diperbolehkan mendapat vaksinasi atau tidak, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Panitia seleksi vaksin nantinya pun akan memeriksa kembali apakah kondisi tubuhmu aman untuk mendapatkan vaksin atau tidak.
(*)