Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Baru awal tahun negeri kita ini sudah disambut dengan berbagai macam bencana.
Salah satu bencana yang menjadi perhatian banyak orang adalah banjir di Kalimantan Selatan.
Banjir di Kalimantan Selatan disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang terjadi secara merata beberapa hari ini.
Bahkan dikutip dari kompas.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebut, banjir di Kalsel kini sangat memprihatinkan.
Pelaksana tugas Kepala BPBD Kalsel Mujiyat mengatakan, hampir seluruh daerah di Kalimantan Selatan terdampak banjir.
Tetapi, ada dua kabupaten yang menjadi wilayah terparah.
"Jika berbicara deritanya, Banjir paling menderita, karena masa banjir yang panjang. Setelah itu disusul Tanah Laut," ujar Mujiyat dalam keterangan yang diterima kompas.com dan dikutip Grid.ID, Sabtu (16/1/2021).
Data dari BPBD Kalsel, sebanyak 70.000 warga terdampak banjir.
Rumah mereka saat ini juga digenangi air dengan ketinggian yang bervariasi.
Saat ini sudah terdapat ribuan pengungsi yang memadati posko-posko pengungsian yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota yang terdampak.
Kemudian mengutip dari Tribun Jakarta, ternyata ada puluhan warga korban banjir Kalsel yang mengungsi di kandang ayam.
Baca Juga: Catat! Makanan yang Boleh dan Gak Boleh Kamu Konsumsi Ketika Menstruasi
Puluhan warga tersebut adalah masyarakat dari sejumlah desa di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan.
Mereka diungsikan ke desa-desa tetangga yang datarannya lebih tinggi yakni di Desa Malukabaulin Kecamatan Kurau.
Lalu di tiga desa di Kecamatan Tambangulang yaitu di Desa Kayuhabang, Gunungraja, dan Pulausari.
“Jumat petang sekitar pukul 18.00 Wita kami tiba di pengungsian di Pulausari," ucap Hairani, tokoh masyarakat Desa Kurau atau Kurau Pasar, Sabtu (16/1/2021) dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta.
Baca Juga: Begini Cara Ifan Seventeen Rebut Hati Anak Citra Monica
Mantan kepala Desa Kurau ini menuturkan dirinya bersama keluarga tak sendirian di situ.
Sedikitnya ada puluhan warga Kurau lainnya yang juga menempati kandang ayam kosong di Pulausari tersebut.
“Banyak juga ini kami, puluhan orang paling tidak. Mungkin malah bisa ada ini kalau seratusan orang," tambah Hairani.
Dari Kurau menuji lokasi pengungsian tersebut, mereka menaiki armada besar seperti tronton atau dump truck namun ada juga di antaranya yang berjalan kaki.
Karena berdiam di kandang ayam, kondisi tempat peristirahatan mereka itu pun terbatas.
Fasilitas kamar mandi atau juga tidak ada.
“Namanya di kandang kan terbuka. Pas malam dingin banget dan banyak nyamuk itu pasti," kata Hairani.
Meski begitu mereka tetap bersyukur ada tempat untuk mengungsi dari banjir.
Mereka terutama juga berterima kasih kepada pemilik kandang yang berkenan menyediakan tempat.
Apalagi pemilik kandang ayam itu juga mempersilakan mereka menggunakan kamar mandi atau yang ada di rumah, tak jauh dari kandang tersebut.
(*)