Melihat itu, dengan cepat Sertu Palemba mendekap keluarganya agar terhindar dari reruntuhan bangunan.
Sertu Palemba membiarkan punggungnya menjadi tameng dari puing-puing bangunan.
Ia bertahan dengan posisi tersebut sampai goncangan mulai berhenti.
Sehingga ia memiliki banyak luka di tangan dan punggung.
"Saya dapat luka-luka di bagian tangan dan punggung banyak sekali," kata Sertu Palemba, dikutip dari TribunPinrang.com.
Namun, meskipun telah mengorbankan nyawa melindungi keluarga, Sertu Palemba harus kembali ikhlas.
Putra sulungnya yang bernama Muh. Andra Palemba (14), meninggal dunia karena tertimpa puing bangunan.
Kejadian itu meninggalkan luka mendalam untuk seluruh keluarga khususnya Palemba.
Putra sulungnya itu kemudian akan dimakamkan di kampung halaman sang ibu di Kecamatan Batulappa, Pinrang.
(*)