Find Us On Social Media :

Masyarakat Takut dengan Vaksin Covid-19, Ganjar Pranowo Undang Ahli untuk Jelaskan Kebenarannya tentang Sinovac, Dokter: Masyarakat Antara Tidak Paham atau Tidak Peduli

By Nisrina Khoirunnisa, Senin, 18 Januari 2021 | 17:30 WIB

Ganjar Pranowo

Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa

Grid.ID - Pemberian vaksin Covid-19 telah resmi dilaksanakan sejak Presiden Jokowi melakukan vaksinasi pada Rabu (13/1/2021).

Dilansir dari Kompas.com, vaksinasi yang digelar di Istana Presiden, Jakarta itu telah disiarkan langsung melalui kanal Youtube agar bisa disaksikan oleh masyarakat.

Vaksin buatan Sinovac dari China itu telah lulus uji keamanan dan keampuhan dari BPOM, serta mendapat label halal dari MUI.

Meski telah diuji dan disuntikkan ke pemuka negara, rupanya masyarakat Indonesia masih banyak yang tak percaya akan keaslian vaksin tersebut.

Baca Juga: Kate Winslet Ngaku Sempat Cemas karena Mimpi Buruk soal Vaksin Covid-19 : Aku Disuntik Tapi Tak Berhasil

Bahkan, ada juga yang ogah untuk disuntik vaksin Covid-19.

Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta penjelasan kepada ahli terkait tentang keabsahan vaksin Covid-19.

Dilansir dari kanal Youtube Ganjar Pranowo, Ganjar mempertanyakan apakah masyarakat harus takut atau tidak saat akan divaksin.

Mengundang peneliti vaksin Covid-19, dr Yetty Movieta Nency menjelaskan manfaat program vaksinasi yang sedang berjalan di Indonesia.

Baca Juga: Raffi Ahmad Digunjingkan Seantero Negeri Sampai Dilaporkan ke Polisi, Agnez Mo Justru Salut dengan sang Sultan Andara Gegara Hal Ini: Walau Keadaan Kayak Gini Lo Tetep Bisa...

Menurutnya, yang paling penting dilakukan oleh pemerintah adalah edukasi mengenai vaksin serta manfaatnya.

"Enggak ya. Pertama, orang itu harus diberi pengetahuan dulu mengenai vaksin. Kenapa orang takut, orang menolak, orang negatif dulu, itu karena mereka tidak paham," jelas dr Yetty.

Peneliti di Universitas Diponegoro itu juga menuturkan bahwa ada dua kemungkinan, yakni masyarakat tidak paham dengan tujuan diberinya vaksin, atau tidak peduli dengan hal tersebut.

"Tujuan vaksin kan harus dipahami dulu bahwa itu untuk menimbulkan imunitas. Apalagi sekarang dalam kondisi wabah yang seperti ini, kondisi benar-benar sudah sangat emergency," lanjutnya.

Baca Juga: Sempat Mengaku Pegal Beberapa Jam Setelah Disuntik, Ariel NOAH Kembali Kabarkan Kondisi Tubuhnya Sehari Setelah Divaksin Covid-19

Meski angka kematian di Indonesia tidak mencapai 1 persen dari jumlah penduduknya, Yetty menyebutkan bahwa Covid-19 dapat menular tanpa memandang siapapun, bahkan bisa saja satu anggota keluarga.

"Jangan dilihat penduduk Indonesia sekian, angka segitu sedikit. Bagaimana kalau satu dari 23.000 (kematian) itu anggota keluarga kita? Semua orang pasti tidak rela kan," imbuh dr Yetty.

Menurut ahli epidemologi, imunitas masyarakat akan terbentuk apabila 70-80 persen anggota populasi itu sudah memiliki kekebalan, misalnya masyarakat yang terpapar Covid-19 dan sudah sembuh, maka sudah mempunyai antibodi dalam tubuhnya.

Namun, masih banyak masyarakat yang belum memiliki kekebalan tersebut, sehingga harus divaksin agar antibodi dapat terbentuk.

Baca Juga: 2 Tuntutan Dilayangkan Pada Raffi Ahmad yang Kepergok Keluyuran dan Nongkrong Usai Divaksin Bareng Presiden Jokowi, sang Sultan Andara Bakal Disidang di PN Depok, Pengugat: Raffi Tidak Melakukan Kewajiban Hukumnya!

"Kebal dalam artian tidak terkena, kalau pun terkena itu gejalanya ringan dan tidak mengancam nyawa," ujar dr Yetty.

Covid-19 merupakan penyakit baru yang perlu dipelajari lebih lanjut, sehingga penelitiannya masih terus dilanjutkan.

"Itulah mengapa BPOM merilis surat emergency itu karena kondisi pandemi sangat hebat dan luas, kemudian beberapa penelitian menyebutkan bahwa vaksinnya memberi manfaat yang lebih dibanding efek sampingnya," tandasnya.

(*)