Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Mungkin akan ada ketika orangtua menemukan “history” online anak, ternyata membuka hal-hal yang tak semestinya dilihat.
Konten pornografi memang sulit diakses beberapa tahun yang lalu.
Bahkan, tema majalah dan video dewasa jauh lebih sedikit daripada sekarang.
Saat ini, situs porno sudah seperti jebakan.
Tidak hanya ada tautan untuk dijelajahi, iklan pun berpotensi membahayakan pikiran anak-anak.
Jika anak pernah terpapar pornografi, hanya ada satu jalan keluar, yaitu berterus terang dan jawab pertanyaan mereka.
Dilansir Grid.ID dari Kidspot.com.au, berikut lima hal yang harus orangtua lakukan apabila mengetahui anak menonton konten pornografi.
- Jangan bereaksi secara impulsif
Kamu harus menghadapinya dengan kepala dingin.
Jika menangkap basah mereka sedang bertindak, beri tahu bahwa itu tidak pantas dan akan mendiskusikannya dengan mereka.
Tapi, lakukan dengan cara yang tidak mengancam.
Duduklah dengan pasangan dan tuliskan beberapa poin pembicaraan di selembar kertas.
Orangtua perlu membicarakannya sedemikian rupa, sehingga anak memahami bahwa itu salah.
- Diskusikan
Lebih baik jujur dan gunakan istilah biologis yang sesuai untuk membahas prosesnya.
Dengan cara ini, orangtua menunjukkan kepada anak bahwa hubungan seksual adalah proses yang tidak boleh direndahkan dengan menggunakan kata-kata atau merendahkan untuk bagian tubuh tertentu.
Baca Juga: Dikerubungi Awak Media Usai Jalani Pemeriksaan, Gisella Anastasia: Aku Enggak Berani Buka Mata
- Pancinglah pertanyaan
Percayalah, ternyata anak penuh dengan pertanyaan.
Dorong anak untuk menanyakannya kepada kamu, bukan orang lain.
Jawab mereka secara langsung.
Temukan istilah yang diterima untuk berbagai tindakan yang mungkin telah dia lihat.
Ini akan membantu menjaga diskusi tetap masuk akal.
- Jelaskan bahwa tidak boleh terus menonton pornografi
Pada akhirnya, jangan lupa bahwa ia hanyalah seorang anak kecil.
Jadi, tekankan fakta bahwa ada lebih banyak hal untuk ditonton daripada pornografi.
- Cari tahu asalnya
Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah menyelidiki sumbernya.
Cari tahu bagaimana dia menemukannya.
Apakah dari pencarian internet?
Atau, apakah dia tidak sengaja saat menonton yang lain?
Cara yang mudah adalah dengan menelusuri riwayat browser.
Ini akan memberi tahu dengan tepat kapan semuanya dimulai dan seberapa banyak anak terekspos.
Tundalah waktu anak untuk benar-benar memiliki perangkat pribadi.
Simpan komputer di ruang tamu.
Dengan melakukan ini, anak akan tetap berpegang pada tugas sekolah daripada menjelajah keinginan sendiri.
(*)