Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masker sudah menjadi salah satu benda yang wajib digunakan saat ini.
Masker kain adalah alternatif bagi masyarakat untuk memproteksi diri dari penyebaran Covid-19.
Mulai dari jenis kain hingga teknik pencuciannya pun dijelaskan agar masyarakat lebih memahami soal penggunaan masker ini.
Melansir Time via Tribunnews, WHO menyarankan maser kain harus terdiri dari setidaknya tiga lapis bahan yang berbeda.
Lapisan dalam terbuat dari bahan penyerap seperti kapas, yang dapat menjebak tetesan pernapasan pemakainya sendiri.
Lapisan tengah terbuat dari bahan non-anyaman, seperti polypropylene, yang bertindak sebagai filter.
Baca Juga: Hampir 2 Tahun Jadi Duda Gisella Anastasia, Gading Marten: Sudah Move On, Tapi..
Sedangkan lapisan luar yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap seperti poliester, yang menghentikan partikel luar masuk.
Jika tidak memungkinkan, WHO merekomendasikan setidaknya melipat atau menjahit masker kain, sehingga memiliki beberapa lapisan.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) secara khusus menyebutkan enam jenis masker berbeda yang tidak direkomendasikan untuk digunakan, karena dianggap tidak efektif melindungi virus corona.
Baca Juga: Tampil Beda Setelah Menikah, Felicya Angelista Nekat Potong Rambut Pendek, Cocok Nggak?
Untuk lebih jelasnya, simak masker apa saja yang tak direkomendasikan CDC, seperti Grid.ID rangkum dari laman Kompas.com berikut.
1. Masker yang ukurannya tidak pas
Masker yang digunakan harus pas menutupi area hidung dan mulut, dengan celah di sisi wajah yang tidak besar.
Menurut dokter berlisensi dan penasihat kesehatan untuk Invigor Medical, Leann Poston, MD, masker yang tidak pas di wajah akan membuat penggunanya sering menyentuh wajah dan masker untuk membetulkannya.
Di situlah efektivitas masker menjadi berkurang.
Baca Juga: Tunjukkan Keseriusan, Irfan Sbaztian akan Lamar Irma Darmawangsa
2. Bermaterial plastik
Plastik dan kulit adalah dua material yang membuat orang sulit bernapas, karena itu CDC tidak menyarankan penggunaan masker dengan material tersebut.
Ketika material masker membuat sulit bernapas, orang tersebut akan berusaha bernapas melalui celah masker dan membuat fungsi masker menjadi tidak optimal.
3. Masker rajutan yang renggang
Masker yang terlalu renggang atau berbahan rajut masih memungkinkan droplet melewati celah-celahnya dan menginfeksi pengguna.
"Lebih buruk lagi, masker renggang ini akan memecah droplet pernapasan menjadi lebih kecil dan bisa bertahan di udara pada periode yang lebih lama," kata CEO perusahaan masker dan sistem udara jernih JustAir, Daniel Burnett, MD.
4. Hanya satu lapis
Menurut dokter pengobatan keluarga dari Sharp Rees-Stealy Medical Group di California, Abisola Olulade, MD, masker tiga lapis cenderung lebih mungkin menyaring partikel daripada hanya satu lapis.
5. Ada katup atau ventilasi pernapasan
Meskipun masker dengan katup atau ventilasi pernapasan dapat mempermudah kita bernapas, namun masker tersebut tidak membantu mengehentikan penyebaran virus corona.
Menurut ahli penyakit menular dari New York, Roopa Kalyanaraman Marcello, MPH, mengatakan, masker ini memungkinkan tetesan pernapasan keluar dari masker dan menginfeksi orang lain.
6. Scarf
Masker atau penutup kepala lainnya seperti balaclava digunakan untuk menghangatkan dan biasanya dibuat menggunakan material rajut longgar yang tidak cocok untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ini sama saja seperti kita mengenakan masker yang tidak pas karena tidak efektif menyaring droplet dan perlu sering dibetulkan.
Sekarang, kamu sudah tahu masker seperti apa yang boleh dan tidak boleh digunakan.
Selain menggunakan masker, jangan lupa untuk lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.
(*)