Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Biasanya, kamu butuh waktu berapa lama untuk menghabiskan satu porsi nasi goreng?
Atau, butuh berapa kali mengunyah untuk menghabiskan apel?
Cara makan masing-masing orang memang berbeda-beda.
Baca Juga: Kadar Gula Terlalu Rendah Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Penyebab dan Gejalanya Yuk!
Ada orang yang terbiasa makan dengan cepat, sementara yang lain membutuhkan waktu lama untuk dapat menghabiskan makanannya.
Mengunyah makanan sampai teksturnya halus sangat perlu dilakukan sebelum menelan makanan.
Bagi kamu yang terbiasa makan terlalu cepat, alangkah baiknya untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Karena kebiasaan makan terlalu cepat justru bisa membahayakan kesehatan, loh.
Apa saja dampak negatif apabila mengunyah terlalu cepat?
Dilansir Grid.ID dari laman Bobo.id, berikut ini bahayanya.
- Tersedak
Keberadaan air liur dapat dimanfaatkan untuk membantu melumatkan makanan, sehingga makanan bisa dengan mudah melewati kerongkongan ketika ditelan.
Tersedak adalah hal yang bisa terjadi ketika seseorang mengunyah makanan terlalu cepat.
Baca Juga: Waspada Diabetes! Ini 6 Kebiasaan Sederhana yang Jadi Pemicunya
- Makanan sulit dicerna
Air liur juga diketahui sangat mudah bercampur dengan asam lambung dan cairan empedu, sehingga makanan akan lebih mudah dicerna.
Oleh sebab itu, jika kamu ingin terbebas dari masalah pencernaan, maka mengunyah makanan dengan baik sangat dianjurkan.
Proses mengunyah juga akan mengefektifkan kerja enzim-enzim lain di sepanjang saluran pencernaan.
Baca Juga: Denny Cagur Bersyukur Bisa Penuhi Permintaan Terakhir Ini untuk Sang Bunda
- Usus kesulitan menyerap makanan
Jika makanan masih berukuran terlalu besar, usus tidak mampu menyerapnya dengan baik.
Makanan pada akhirnya akan dikeluarkan melalui sistem ekskresi tanpa diserap oleh organ usus.
- Mudah lapar
Hal tersebut terjadi karena otak tak memiliki waktu untuk mengirim sinyal yang membuat seseorang merasa lebih kenyang.
Dengan begitu, bagi kamu yang memiliki masalah berat badan, dianjurkan untuk mengunyah makanan dengan baik.
Saat seseorang makan secara perlahan, otak akan mengirim sinyal yang membuat mereka merasa lebih kenyang.
Otomatis hal itu akan mengurangi dorongan makan secara berlebihan.
Baca Juga: 7 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan, Memperbaiki Mood sampai Mencegah Kanker
- Diabetes
Mengutip Kompas.com, makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring waktu.
Makan cepat berhubungan dengan obesitas sebagai penyebab utama resistensi insulin.
Baca Juga: Penderita Diabetes Jangan Nekat Konsumsi Minuman Bersoda, Akibatnya Fatal!
- Sindrom metabolik
Melansir laman Clean Eating, makan cepat dan kenaikan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yakni sekelompok faktor yang meningkatkan risiko tidak hanya diabetes, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.
- Gastritis
Makan cepat juga dikaitkan dengan gastritis erosif, peradangan yang menggerogoti lapisan perut, menyebabkan kerusakan yang dangkal atau terkadang tukak yang dalam.
Dokter lebih mungkin menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang mengatakan bahwa mereka adalah pemakan cepat.
Salah satu kemungkinan alasannya, orang yang menelan makanan mereka secara terburu-buru cenderung makan berlebihan.
Baca Juga: 9 Tanda-tanda Diabetes Tipe 2 yang Harus Diwaspadai!
Sementara, makan berlebihan, pada gilirannya dapat menyebabkan makanan duduk lebih lama di perut, sehingga lapisan perut terpapar lebih banyak asam lambung.
Oleh karena itu, lebih baik makan secara perlahan sampai makanan halus saat dikunyah.
(*)