Grid.ID - Bantuan untuk bencana alam di Mamuju, Sulawesi Barat dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan terus mengalir.
Alit Indonesia, Yayasan yang berfokus pada perlindungan anak, berbasis di Surabaya bekerja sama dengan Resimen Artileri 2 Pasmar 2 Korps Marinir mengumpulkan dan mengirimkan donasi bagi korban bencana alam di Mamuju, Sulawesi Barat dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Donasi berupa 150 paket sembako, 100 botol sabun mandi, 18 liter hand sanitizer, 1000 masker untuk anak-anak, serta beberapa selimut.
Dari masyakarat, baik pribadi maupun organisasi juga berhasil dikumpulkan tambahan puluhan paket sembako, beras, mi instan, baju layak pakai untuk dewasa dan anak-anak, perlengkapan mandi dan juga masker.
Seluruh donasi ini akan diberangkatkan dari Surabaya dengan KRI Koarmada II TNI AL.
Dalam serah terima barang-barang donasi ini, Kolonel Marinir Aris Budiadi, S.Pi.,M.M menyatakan, “Gerakan kemanusiaan ini tercetus ketika para anggota kami bertugas di wilayah bencana dan melihat sendiri masyarakat di sana sangat membutuhkan bantuan. Kesatuan TNI AL lalu mengorginisir bantuan dari wilayah-wilayah lain.
Donasi dikumpulkan dari para anggota dan juga mengetuk hat masyarakat lain untuk tergerak membantu.
Sementara itu, Program Manager Alit Indonesia, Rakai Kurmavatara menceritakan, "Informasi dari Korps Marinir langsung kami tindak lanjuti dengan meneruskan informasi tentang barang-barang yang dibutuhkan kepada jejaring kami.
Relawan kami bergerak, meskipun kita tahu bahwa saat ini semua sedang dalam kondisi sulit karena pandemi, tetapi kami ikut senang, dalam waktu singkat, banyak yang masih ingin terlibat mengumpulkan bantuan untuk sesama. Inilah Indonesia. Gotong royong adalah napas dari bangsa ini.”
Mamuju, Sulawesi Barat diguncang gempa pada 14 Januari lalu.
Gempa berkekuatan 5,9 SR itu menimbulkan korban jiwa, korban luka dan meluluhlantakkan banyak bangunan membuat masyarakat banyak sekali kehilangan tempat tinggal.
Di waktu yang bersamaan, Kalimantan Selatan juga terendam banjir. Kabupaten Banjar adalah wilayah terparah, hingga hari ini banjir belum juga reda.
Di tengah situasi pandemi seperti ini, dimana ruang gerak social menjadi terbatas bagi masyarakat, TNI AL menjadi bantuan pertama yang diterjunkan untuk menangani bencana