Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia
Grid.ID - Deddy Corbuzier menceritakan momen mengharukan bagaimana ayahnya berkorban demi cita-citanya sebagai pesulap.
Saat itu, Deddy Corbuzier masih duduk di bangku SMA.
Deddy Corbuzier melihat sebuah trik sulap dan dia tertantang untuk bisa melakukan trik itu.
"Dulu itu gue nonton sulap, ada satu mainan, tangan kosong ngeluarin sapu tangan, tiba-tiba sapu tangannya diginiin, keluar lilinnya nyala."
"Gue bilang tuh pengin banget punya alat itu," kata Deddy Corbuzier di YouTube.
Berangkat dari keluarga yang tidak berkecukupan secara materi, Deddy Corbuzier merasa mustahil dia memiliki alat sulap untuk trik itu.
Deddy berusaha merakit sendiri alat tersebut ala kadarnya, tapi gagal.
"Enggak bisa lah, karena itu import dulu," sambungnya.
Melihat anaknya gigih ingin memiliki alat tersebut, suatu saat ayahnya mengajak Deddy ke suatu toko alat sulap di Jakarta.
Sesampainya di toko, Deddy melihat alat itu benar dijual di sana.
Tapi tentu saja dengan harga yang fantastis pada eranya.
"Harganya di saat itu gue masih ingat sekitar enam ratus ribu," lanjutnya.
Mendengar harga yang tinggi untuk alat itu, Deddy Corbuzier pesimis untuk bisa memilikinya.
Apalagi dia tahu ayahnya pasti terbatas memiliki dana.
Tapi hal yang tidak dia duga, ayahnya bertanya apakah Deddy benar-benar menginginkan alat itu atau tidak.
Akhirnya dengan pengorbanan yang luar biasa, ayahnya membeli alat tersebut untuk Deddy.
Setelah pulang dari toko, Deddy Corbuzier justru merasa sedih
"Dibeliin, Bos. Gue pulang dengan alat itu, gue sedih banget, karena kondisi bapak gue enggak bisalah beli alat itu, mending buat yang lain," lanjutnya.
Sesampainya di rumah, Deddy langsung berlatih dengan alat sulap barunya.
Dia sembari melihat kaca, dan memandang pantulan dirinya Deddy berjanji untuk sukses menjadi pesulap.
"Kalau gue enggak bisa sukses jadi pesulap, gue sia-siain dia banget, gue nyakitin dia banget," katanya.
Deddy memberikan target kepada dirinya sendiri, dengan alat itu dia harus menjadi pesulap nomor satu.
"Passion gue, spirit gue, jadi nomor satu, gimana caranya enggak tahu," tandasnya.
(*)