Ketika otot tenggorokan sedang rileks, saluran napas bisa menyempit hingga kemudian menutup jalannya napas.
Akibatnya, penderita sulit mendapatkan udara dan kekurangan pasokan oksigen dalam darah.
Kondisi ini kemudian membuat otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk segera bangun dan membuka kembali jalan napas.
Tidak jarang penderita sleep apnae yang mengalami kondisi ini akan terbangun dengan tersedak, terkejut, dan terengah-engah.
Pola ini lalu akan berlanjut setiap 5 sampai 30 kali setiap jam sepanjang malam.
2. Sleep apnae central, yaitu kondisi henti napas karena otak tidak mengirimkan sinyal ke otot untuk mengontrol napas.
Kalau pada sleep apnea obstructive otak masih dapat mengirimkan sinyal ke tubuh untuk bangun saat jalan napas tertutup, maka pada sleep apnea central, otak mempunyai gangguan untuk mengirimkan sinyal.
Akibatnya seseorang kehilangan reflex bernapas selama beberapa saat sehingga ketika terbangun sudah dalam keadaan sesak napas.
3. Complex sleep apnea syndrome, yaitu kombinasi sleep apnea obstructive dan sleep apnea central.
Setelah mengetahui penyebabnya, penting juga untuk mengetahui gejala-gejala umum dari sleep apnea.