Wanita yang sempat bekerja sebagai Sekretaris Direktur Utama PLN ini juga mengaku bahwa menyiapkan dan memasak semua makanan tersebut membuatnya jadi semakin rindu dengan Indonesia.
Sesaat sebelum dihidangkan, Appa Jay bahkan tidak lupa menuliskan nama menu-menu tersebut dalam huruf Korea supaya kedua orangtuanya bisa mengetahui nama dari makanan-makanan tersebut.
Kemudian, mereka juga melibatkan kedua putri mereka Suji dan Yunji untuk ikut berperan dalam memperkenalkan makanan Indonesia ala warteg ke kakek dan neneknya.
Si sulung Suji memainkan peran sebagai ibu pemilik warteg sedangkan Yunji si anak tengah memainkan peran sebagai kasir yang akan menghitung lauk yang diambil kakek dan neneknya nanti.
Lalu, selagi sang kakek dan nenek mengambil lauk mereka, Appa Jay dan Mama Gina memperkenalkan makan ala warteg ini menggunakan Bahasa Korea.
“Ini disebut warteg. Makanannya simpel dan murah,” jelas Appa Jay.
Kesan pertama sang kakek dan nenek ketika mencoba makanan yang mereka pilih pun ternyata tidak mengecewakan.
Sang nenek mengaku tertarik pada perkedel jagung yang rasanya enak sedangkan kakek menyukai ayam goreng.
Sambil makan, Appa Jay dan Mama Gina kembali menjelaskan sistem warteg yang tidak pernah ada di Korea.