Namun, pendarahan saat kehamilan trimester pertama bukan selalu menandakan bahwa wanita akan mengalami keguguran.
Faktanya, jika detak jantung bayi terdeteksi melalui USG, lebih dari 90 persen wanita yang mengalami pendarahan pada trimester pertama tidak akan mengalami keguguran.
Adapun keguguran biasanya dibarengi dengan gejala seperti kram hebat di bagian perut bawah.
Kehamilan ektopik
Pada kehamilan ektopik, embrio yang dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi.
Baca Juga: Awas! 4 Daftar Makanan dan Minuman Ini Dapat Memicu Keguguran Pada Wanita Hamil, Apa Saja?
Jika embrio terus tumbuh, hal ini bisa membuat tuba falopi pecah dan mengancam nyawa ibu.
Kehamilan ektopik memang berbahaya, namun kasus ini hanya terjadi sekitar 2 persen pada kehamilan.
Gejala hamil ektopik adalah kram atau nyeri perut di bagian bawah serta pusing.
Kehamilan mola
Orang-orang biasa menyebut kehamilan mola adalah hamil anggur.
Baca Juga: Hamil Ketika Pandemi? Jangan Khawatir, Terapkan Tips-Tips Ini Supaya Ibu dan Bayi Aman
Kondisi ini sangat langka terjadi karena bayi yang dikira tumbuh di dalam rahim ternyata adalah jaringan abnormal.
Dalam beberapa kasus, jaringan ini bisa bersifat kanker dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Gejala dari kehamilan mola ini adalah perut yang membesar dengan cepat disertai mual dan muntah yang parah.
Meskipun pendarahan di awal kehamilan sering terjadi dan dapat terjadi pada setiap wanita hamil manapun, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pertolongan.
(*)