VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus juga belum bisa berkomentar banyak ketika dihubungi secara terpisah.
Ia mengatakan, teknis pelaksanaan seperti penerapan di stasiun mana saja dan siapa saja yang bisa menggunakannya, masih menunggu surat edaran atau informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Alumni Covid-19, Adhisty Zara Beri Dukungan untuk Pasien Corona
"Kami masih menunggu info lebih lanjut dari pemerintah/Kemenhub terkait penggunaan Genose," ucapnya.
Mengutip Tribunnews, Senin (25/1/2021), penggunaan GeNose ini, kata Budi Karya, merupakan bagian dari campaign "Bangga Menggunakan Produk Indonesia".
Seperti diketahui alat tersebut merupakan hasil karya anak bangsa yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alat tersebut akan mempermudah pengecekan Covid-19 untuk calon penumpang transportasi karena penggunaannya sangat mudah hanya melalui hembusan nafas, hasilnya cepat dan akurasinya mencapai 90 persen.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo Positif Terinfeksi Virus Corona
Selain itu, kelebihan GeNose adalah harganya yang murah. Untuk satu alat dijual Rp 62 juta dan harga per-orangnya hanya dikenakan sekitar Rp 20 ribu.
Namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap harganya bisa di bawah Rp 20 ribu.
"Jadi kita berharap tarif ini bisa di bawah Rp 20 ribu. Karena makin banyak digunakan," katanya.
(*)