Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Mengelola kemarahan dan stres memang susah-susah gampang.
Satu penyebabnya adalah karena amarah dan stres memiliki komponen psikologis, sehingga harus dikelola secara psikologis pula.
Keduanya dapat memengaruhi kita dengan cara yang sangat negatif, terutama jika dibiarkan tidak terkendali.
Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan mereka.
Paparan kemarahan dan stres yang berkepanjangan pula dapat merusak kesehatan fisik kita.
Ini dapat meningkatkan tekanan darah kita yang memicu masalah lain.
Di luar itu, kita juga dapat mengembangkan kebiasaan negatif sebagai respons terhadap tingkat kemarahan dan stres berlebihan, yang semakin sulit dikendalikan dari waktu ke waktu.
Satu efeknya dapat menyebabkan lebih banyak kecemasan.
Baca Juga: Biar Nggak Stres, Tips Ini Wajib Diketahui Lulusan Baru yang Masih Pusing Cari Kerjaan
Untuk mulai mengelola dampak buruk stres dan amarah, kita perlu melihat bagaimana emosi ini memengaruhi hidup kita.
Stres dapat memicu kemarahan yang dapat menyebabkan lebih banyak stres.
Kita harus mencoba mengendalikannya dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi amarah dan stres, serta bagaimana strategi mengatasinya.
Dilansir Grid.ID dari laman Verywellmind.com, inilah hal-hal yang perlu diketahui untuk mengelola stres dan kemarahan.
Baca Juga: Perbedaan Perempuan dan Laki-laki Saat Mengelola Stres
1. Persepsi
Peristiwa tertentu dapat memicu kemarahan atau stres pada banyak orang.
Tingkat kemarahan atau stres yang dialami berkaitan dengan bagaimana seseorang memandang dan menafsirkan apa yang terjadi pada mereka.
2. Sifat kepribadian
Beberapa orang memiliki ciri-ciri kepribadian bawaan yang membuat mereka lebih rentan terhadap kemarahan dan stres.
Bahkan, kecenderungan sudah terlihat sejak awal kehidupan, tetapi ini dapat dikurangi.
Sifat ini dapat membuat mereka lebih cenderung memerhatikan hal-hal yang mungkin membuat marah.
Padahal, mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain.
Baca Juga: Mengenal Manfaat Stroberi, Si Merah Merona yang Bagus untuk Redakan Stres
3. Sikap
Beberapa orang cenderung menafsirkan hal-hal secara negatif sebagai masalah kebiasaan.
Mereka mungkin mengaitkan kesalahan orang lain dengan motif jahat atau tidak baik.
Mereka juga mungkin menganggap satu peristiwa negatif sebagai tanda bahwa lebih banyak peristiwa negatif akan datang, yang dapat menyebabkan kemarahan dan stres.
Baca Juga: Ternyata Bersih-bersih Rumah Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Stres
Kamu perlu tahu bahwa kemarahan dan stres adalah pengalaman alami.
Cara kita menghadapi kondisi itu dapat membuat perbedaan antara hidup sehat dan tidak sehat.
Misalnya dengan stres, kita tidak selalu dapat mencegah terjadinya peristiwa yang membuat stres.
Namun, mengelola stres melalui latihan pernapasan, membuat jurnal, atau teknik manajemen stres lainnya, dapat menetralkan efek stres itu.
Baca Juga: Tips Sederhana Redakan Stres Agar Lebih Bahagia, Yuk Lakukan Sekarang
Kita tidak selalu bisa mencegah terjadinya kemarahan, tetapi kita bisa mengatasi kemarahan kita dengan cara yang sehat agar tidak menjadi masalah.
Misalnya, kamu mengekspresikan perasaan dengan cara penuh hormat saat masih bisa dikendalikan, otomatis itu dapat menghentikannya perasaan marah atau kewalahan.
Saat kamu mengungkapkannya dengan cara yang negatif dan tidak sehat.
Saat itulah kemarahan menjadi masalah.
Jika kamu kesulitan mengelola amarah dan stres, pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli.
Seorang ahli kesehatan mental dapat membantu menemukan cara sehat untuk mengatasi emosi dan mengatasi potensi penyebab yang mendasari, seperti depresi.
(*)