Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Selain tidur, olahraga, dan pengurangan stres, kandungan nutrisi dari makanan juga dapat membuat perbedaan besar dalam seberapa mampu tubuh untuk melawan penyakit.
"Pola makan buah, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang teratur akan menjaga sistem kekebalan tubuh berjalan lancar untuk melindungi saat Anda sangat membutuhkannya," kata Margie Saidel, MPH, RD, LDN, wakil presiden nutrisi dan di Chartwells K-12.
Tentu saja, ada sejumlah makanan dan minuman yang memiliki nilai gizi yang sangat rendah.
Sehingga terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.
Menurut Saidel, makanan tersebut dapat membahayakan sistem kekebalan dan kemampuannya untuk membuat tubuh tetap sehat.
Dilansir Grid.ID dari Realsimple.com inilah tiga asupan teratas yang bisa merusak sistem kekebalan.
1. Makanan beku
Kita semua pernah merasakan situasi harus menyajikan makanan dalam waktu singkat.
Dalam kondisi tersebut, makanan beku sudah menjadi pilihan teratas, ditambah juga memang disukai anak-anak.
Akan tetapi, makanan beku sangat sedikit nutrisi dan serat.
“Meskipun ini adalah pilihan yang tepat, kebanyakan pilihan tidak akan banyak membantu melindungi keluarga dari penyakit. Natrium, gula, lemak jenuh, serta kandungan karbohidrat olahan tinggi dengan sedikit nutrisi dan serat,” jelas Saidel.
Baca Juga: Positif Covid-19, Indra Bekti: Ya, Ini Giliranku
2. Soda
“Minuman berkarbonasi yang dimaniskan dengan gula tidak menghasilkan apa-apa, selain kalori kosong dari gula,” jelas Saidel.
Selain berkontribusi pada obesitas dan penyakit kronis yang berhubungan dengan sistem kekebalan, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat meningkatkan peradangan dan mengganggu kemampuan seseorang untuk melawan penyakit.
3. Minuman beralkohol
Alkohol juga masuk dalam jajaran minuman perusak kekebalan.
“Makan berlebihan dapat menyebabkan penurunan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit dan juga dapat membuat Anda rentan terhadap pneumonia dan kondisi paru-paru lainnya,” kata Saidel.
Disamping itu, penyembuhan luka dan pemulihan penyakit pun akan melambat.
(*)