Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Menurut studi Women in the Workplace dari McKinsey & Company, yang mensurvei lebih dari 64 ribu karyawan dan 279 perusahaan, di mana mereka mempekerjakan 13 juta orang, hanya satu dari lima pemimpin seniornya adalah seorang wanita.
Padahal, wanita mendapatkan lebih banyak gelar sarjana daripada pria dan menegosiasikan gaji dengan tarif yang sama dengan pria.
Jadi, mengapa kita masih ragu dengan kemampuan leadership wanita?
Baca Juga: Bukan Sekadar “Nge-gas”, Driver Gojek Kian Terampil dengan Soft Skill
Ini berkaitan dengan fakta bahwa masih banyak perusahaan tak memandang keragaman gender sebagai prioritas, karena mereka tidak melihat bagaimana hal itu dapat menguntungkan.
Perlu diketahui bahwa wanita memiliki kemampuan luar biasa apabila menjadi pemimpin.
Dirangkum Grid.ID dari laman Inc.com, berikut adalah tiga keunggulan wanita ketika menjadi pemimpin.
- Ahli dalam soft skill
Menurut Departemen Tenaga Kerja, soft skill dinilai lebih penting untuk kesiapan kerja sekarang.
Seringkali disebut sebagai kecerdasan emosional, soft skill mengacu pada kemampuan apa pun yang berkaitan dengan cara mendekati orang lain atau menangani kehidupan profesional.
Soft skill biasanya termasuk:
- Profesionalisme (motivasi diri, etos kerja, ketahanan)
- Kemampuan untuk membangun jaringan
- Kolaborasi
- Komunikasi, baik lisan maupun tulisan
- Berpikir kritis
Wanita telah terbukti memiliki keunggulan utama dalam soft skill.
Sebuah studi oleh perusahaan konsultan global Hay Group, menemukan bahwa wanita mengungguli pria dalam 11 dari 12 kompetensi kecerdasan emosional utama.
"Jika lebih banyak pria bertindak seperti wanita dalam menggunakan kompetensi emosional dan sosial mereka, mereka akan jauh lebih efektif dan nyata dalam pekerjaan,” kata Richard E. Boyatzis, Ph.D, salah satu rekan pemilik studi.
- Pemecahan masalah yang baik
Orang berbeda satu sama lain (gender, etnis, identitas) bisa membawa keragaman perspektif ke dalam organisasi, yang meningkatkan kreativitas dan pencarian informasi baru.
Hal ini pada gilirannya mengarah pengambilan keputusan yang lebih baik, hingga akhirnya kesuksesan jadi lebih besar.
Sebuah studi tentang representasi perempuan menemukan bahwa ketika wanita menjadi bagian dari jajaran pemimpin, perusahaan akan mendapat keuntungan finansial yang lebih besar.
- Pintar membangun kepercayaan
Menurut survei Wanita dan Kepemimpinan Pew Research Center, 34% pekerja Amerika mengatakan wanita lebih unggul daripada pria dalam hal kejujuran dan etika, sementara hanya 3% yang percaya pria lebih baik.
Dalam dunia dengan mobilitas tinggi saat ini, di mana kepercayaan adalah komoditas yang berharga, maka penting untuk memastikan bahwa perusahaan dan para pemimpinnya selalu bertindak dengan cara yang etis.
Kegagalan menegakkan perilaku berbasis etika dapat menimbulkan konsekuensi serius dan implikasi negatif jangka panjang bagi organisasi mana pun.
Perempuan memiliki keterampilan yang menjadikan mereka aset yang tak ternilai dalam sebuah organisasi.
(*)