Find Us On Social Media :

Sering Kembung dan Sembelit Usai Minus Susu? Hati-hati Bisa Jadi Kamu Mengalami Gejala Intoleransi Laktosa!

By Ragillita Desyaningrum, Jumat, 29 Januari 2021 | 15:34 WIB

Ketika tubuh sama-sama bereaksi terhadap susu dan produk susu, penting untuk mengetahui apakah reaksi ini dikarenakan intoleransi laktosa atau alergi susu.

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.IDPerut kembung hingga sembelit umum dirasakan saat kamu merasa kurang sehat.

Tapi hati-hati jika kamu merasa perut kembung dan sembelit setiapkali usai minum susu, sebab itu bisa jadi pertanda kamu mengalami gejala intoleransi laktosa.

Apa itu intoleransi laktosa?

Baca Juga: Makanan dan Minuman Perusak Sistem Kekebalan Tubuh, Bikin Gampang Sakit

Intolereansi laktosa adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa karena kekurangan enzim laktase.

Enzim laktase adalah enzim yang diproduksi usus kecil untuk memecah laktosa menjadi dua bentuk gula yang lebih sederhana dan kemudian dapat diserap ke dalam aliran darah.

Laktosa sendiri sering ditemukan dalam susu ataupun produk susu lainnya.

Melansir laman Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) via Kompas.com, diperkirakan sekitar 75 persen penduduk dunia mengalami intoleransi laktosa.

Adapun gejala yang dialami penderita intolerasi laktosa diantaranya adalah:

Sakit perut dan kembung

Gejala ini adalah gejala paling umum yang dialami oleh penderita intoleransi laktosa.

Laktosa yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh akan diteruskan ke usus besar dan kemudian dipecah oleh bakteri alami yang hidup di pencernaan.

Kondisi ini akhirnya menyebabkan pelepasan asam rantai pendek, gas hidrogen, metana, dan karbondioksida yang menyebabkan sakit perut dan kram.

Adapun sensasi kembung yang dirasakan penderita intoleransi laktosa disebabkan oleh peningkatan air dan gas dalam usus besar yang menyebabkan dinding usus meregang.

Diare

Ketika laktosa difermentasi menjadi asam lemak dan gas rantai pendek di usus besar, sebagian zat asam tersebut diserap kembali ke usus besar.

Hal ini akan meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan tubuh ke usus besar sehingga menyebabkan diare.

Gejala ini biasanya dialami oleh anak kecil dan bayi dibandingkan dengan orang dewasa.

Baca Juga: Ini Kelebihan Perempuan Kalau Jadi Pemimpin, Nomor 3 Paling Penting

Konstipasi atau sembelit

Konstipasi atau sembelit pada penderita intoleransi laktosa terjadi karena bakteri yang berperan dalam pemecahan laktosa menghasilkan gas metana.

Metana dapat menghambat waktu yang dibutuhkan makanan untuk bergerak melalui usus dan memicu sembelit.

Namun, gejala sembelit tidak selamanya dialami oleh penderita intoleransi laktosa.

Sejauh ini, efek konstipasi karena intoleransi laktosa hanya ditemukan pada penderita sindrom iritasi usus dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

Baca Juga: Asyik, Makan Mi Instan Bisa Lebih Sehat dengan 4 Langkah Ini, Yuk Dicoba!

Gejala lain

Selain gejala-gejala di atas, ditemukan gejala lainnya pada penderita intoleransi laktosa, diantaranya adalah:

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Kehilangan konsentrasi

- Nyeri otot dan sendi

- Bisul mulut

- Eksim

Perbedaan intoleransi laktosa dengan alergi susu

Gejala intoleransi laktosa memang biasanya terjadi pada penderita alergi susu, namun ternyata, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu.

Biasanya, orang dengan alergi susu akan merasakan gejala-gejala berikut seperti yang dikutip dari Trubun Batam oleh Grid.ID:

- Ruam

- Muntah, diare, dan sakit perut

- Asma

- Anafilaksis atau alergi parah yang mengancam jiwa

Namun kabar baiknya adalah, meskipun intoleransi laktosa dan alergi mempunyai gejala yang mirip, intoleransi laktosa tidak menyebabkan komplikasi yang serius seperti alergi susu.

Penderita alergi susu harus benar-benar menghindari susu dan produk susu, sedangkan penderita intoleransi laktosa masih dapat mengonsumsi susu serta produk olahannya.

 

(*)