Setelah itu, dilakukan booster atau pengulangan vaksin di usia 1 bulan dan 3-6 bulan.Berikutnya, di usia 9—18 bulan, sebaiknya bayi melakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs untuk menghindari hepatitis B kronik.Seperti yang diwartakan Nakita.ID, Ibu yang positif hepatitis B pun boleh menyusui bayinya, asalkan si bayi sudah mendapatkan HBIG dan vaksin hepatitis B selama 12 jam pertama kelahiran.
Baca Juga: Bertahun-tahun Tak Sadar Mengidap TBC dan Hepatitis B, Amitabh Bachchan: 75 Persen Hatiku Tak Berfungsi!Lalu untuk mengurangi risiko bayi menghisap darah Ibu saat menyusui, jaga puting susu ibu jangan sampai terluka atau lecet.Seusai menyusui pun, Ibu disarankan untuk bersihkan puting dengan air hangat tanpa sabun karena sabun dapat membuat kulit kering dan menyebabkan mudah luka.Adapun langkah yang paling baik untuk menghindari bayi dalam kandungan dari risiko hepatitis B adalah dengan melakukan pemeriksaan dini pada masa awal kehamilan.Seperti yang direkomendasikan Advisory Committee on Immunization Practice melalui Nakita.id, ibu hamil sebaiknya diperiksa HbsAg pada masa kehamilan awal untuk mengetahui apakah hasilnya positif hepatitis atau tidak.
Baca Juga: Rela Dilakukan Luna Maya hingga Wajahnya Jadi Bentol-bentol, Ternyata Ada Kisah Soal Bahaya di Balik Vampire Treatment yang Harus DiwaspadaiSelain itu, dikutip dari Kompas.com, dokter Irsan Hasan, SpPD-KGEH, Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, juga menganjurkan ibu hamil untuk mengecek jumlah virus ketika trimester ketiga.Jika ditemukan tinggi, maka akan diberikan obat untuk menurunkan virus penyebab hepatitis.Menurut dokter Irsan, bila mengikuti anjuran dokter, maka bayi akan 100 persen terlindungi dari hepatitis B, walaupun terlahir dari ibu yang mengidap penyakit tersebut.
(*)