Find Us On Social Media :

Bumil Mengidap Hepatitis B, Adakah Cara Supaya Bayi Tidak Tertular?

By Ragillita Desyaningrum, Senin, 1 Februari 2021 | 12:00 WIB

Walaupun besar kemungkinan bayi tertular hepatitis B melalui Ibu, ternyata ada beberapa cara untuk mencegahnya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita DesyaningrumGrid.ID – Hepatitis adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia yang menyumbang satu juta kematian di Indonesia setiap tahunnya.Melansir dari Nakita.ID, menurut dr. Irsan Hasan, Sp.Pd, KG-EH, 80 persen kasus hepatitis terjadi karena panularan secara vertikal, yaitu dari ibu dan anak.Artinya, jika ibu hamil mengidap hepatitis, khususnya hepatitis B, kemungkinan besar bayi dalam kandungan ikut tertular.Persentase penularan sekitar 10—20 persen jika lewat pemeriksaan laboratorium, ibu diketahui positif HbsAg, dan 90 persen jika ibu positif HbsAg dan HbeAg.

Baca Juga: Makanan dan Minuman Ini Bisa Membuat Vaksin Covid-19 Kurang Efektif, Apa Saja?"Ibu yang mengidap Hepatitis B, hamil, lalu melahirkan, itu penularan secara vertikal. Di negara yang angka Hepatitis B-nya tinggi seperti Indonesia, boleh dikatakan lebih dari 80 persen penularan adalah transmisi vertikal, dari ibu ke anak," jelas dokter Irsan.Dikutip dari Kompas.com, menurut Dokter Wiendra Waworuntu, MKes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan bahwa jika ketahuan bayinya kena, bayinya yang diintervensi sedangkan ibunya diterapi.Intervensi yang dimaksud di sini adalah untuk mencegah bayi ikut terinfeksi hepatitis BPencegahan ini dilakukan dengan cara memberikan vaksin hepatitis B dan suntikan imunoglobulin dalam 12 jam sejak bayi dilahirkan.

Baca Juga: Tidak Boleh Dilewatkan, Ini 4 Vaksin Penting Bagi Calon Pengantin Baru, Salah Satunya Wajib Bagi yang Mau Langsung Menimang Buah Hati!

Sebab, virus masuk ke inti sel hati dalam 12 jam; jika sudah masuk, vaksin akan gagal.Akan tetapi intervensi ini hanya menjamin perlindungan sekitar 95 persen.

Setelah itu, dilakukan booster atau pengulangan vaksin di usia 1 bulan dan 3-6 bulan.Berikutnya, di usia 9—18 bulan, sebaiknya bayi melakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs untuk menghindari hepatitis B kronik.Seperti yang diwartakan Nakita.ID, Ibu yang positif hepatitis B pun boleh menyusui bayinya, asalkan si bayi sudah mendapatkan HBIG dan vaksin hepatitis B selama 12 jam pertama kelahiran.

Baca Juga: Bertahun-tahun Tak Sadar Mengidap TBC dan Hepatitis B, Amitabh Bachchan: 75 Persen Hatiku Tak Berfungsi!Lalu untuk mengurangi risiko bayi menghisap darah Ibu saat menyusui, jaga puting susu ibu jangan sampai terluka atau lecet.Seusai menyusui pun, Ibu disarankan untuk bersihkan puting dengan air hangat tanpa sabun karena sabun dapat membuat kulit kering dan menyebabkan mudah luka.Adapun langkah yang paling baik untuk menghindari bayi dalam kandungan dari risiko hepatitis B adalah dengan melakukan pemeriksaan dini pada masa awal kehamilan.Seperti yang direkomendasikan Advisory Committee on Immunization Practice melalui Nakita.id, ibu hamil sebaiknya diperiksa HbsAg pada masa kehamilan awal untuk mengetahui apakah hasilnya positif hepatitis atau tidak.

Baca Juga: Rela Dilakukan Luna Maya hingga Wajahnya Jadi Bentol-bentol, Ternyata Ada Kisah Soal Bahaya di Balik Vampire Treatment yang Harus DiwaspadaiSelain itu, dikutip dari Kompas.com, dokter Irsan Hasan, SpPD-KGEH, Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, juga menganjurkan ibu hamil untuk mengecek jumlah virus ketika trimester ketiga.Jika ditemukan tinggi, maka akan diberikan obat untuk menurunkan virus penyebab hepatitis.Menurut dokter Irsan, bila mengikuti anjuran dokter, maka bayi akan 100 persen terlindungi dari hepatitis B, walaupun terlahir dari ibu yang mengidap penyakit tersebut.

(*)