Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Virus corona atau SARS-CoV-2 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan salah satu gejala khasnya adalah mengalami sesak napas.
Gejala ini sedikit membingungkan beberapa orang karena dinilai mirip dengan serangan jantung.
Lalu, apa perbedaan sesak napas akibat terinfeksi Covid-19 dan serangan jantung?
Melansir dari Tribunnews.com, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. David Dwi Ariwibowo Sp.PJ menjelaskan bahwa sesak napas karena covid-19 disertai dengan riwayat penyakit lainnya seperti demam.
Baca Juga: Ahli Turki: Pasien Kanker Bisa Jadi Penerima Vaksin Covid-19
Selain itu, sesak napas karena Covid-19 juga biasanya dirasakan setelah berpergian ke luar, tepatnya ke tempat terdapat kasus Covid-19 atau melakukan kontak dengan orang yang terdeteksi Covid-19.
Sedangkan sesak napas karena serangan jantung biasanya terjadi secara mendadak dan tanpa riwayat demam.
Biasanya, orang yang mengalami serangan jantung juga merasakan nyeri di sekitar jantung dan keluar keringat dingin.
Seperti yang diwartakan oleh Kompas.com, berikut adalah 4 hal penting yang harus diketahui mengenai sesak napas akibat terinfeksi Covid-19:
Baca Juga: Minum Minyak Kayu Putih Dapat Menyembuhkan Covid-19, Benarkah?
Gejala awal Covid-19
Melansir dari Healthline, sesak napas atau dispnea adalah salah satu gejala khas dari Covid-19.
Sesak napas pada pasien Covid-19 biasanya bertahan cukup lama dan terjadi pada hari keempat dan kesepuluh setelah infeksi terjadi.
Gejala lainnya yang menyertai bukan hanya demam, melainkan juga rasa kelelahan, pegal-pegal, batuk, serta penurunan saturasi oksigen.
Baca Juga: Waspada! Ternyata 5 Tempat ini Paling Rawan Terjadi Penularan Covid-19
Risiko sesak napas pada Covid-19
Saat kesulitan bernapas, saturasi oksigen bisa menurun hingga di bawah 90 persen, seseorang akan mengalami kebingungan, lesu dan gangguan lainnya.
Lebih parahnya, jika angka ini turun hingga di bawah 80 persen dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital.
Menurut review dari 13 studi yang diterbitkan dalam Journal of Infection, sesak napas pada pasien Covid-19 dapat menimbulkan risiko timbulnya penyakit parah dan kritis.
Orang lanjut usia yang berumur di atas 65 tahun, perokok, punya riwayat diabetes, penyakit kardiovaskular, serta kekebalan tubuh yang lemah disebut sangat rentan mengalami hal ini.
Baca Juga: Terpapar Covid-19? Begini Tips Agar Cepat Pulih saat Menjalani Perawatan di Rumah!
Pengaruh rasa cemas
Ketika seseorang dinyatakan terinfeksi Covid-19, petugas kesehatan selalu menganjurkan untuk tidak panik dan cemas.
Stres dan cemas berlebih secara tidak langsung dapat membuat seseorang mengalami sesak napas.
Hal ini dikarenakan sistem saraf simpatik bereaksi dan menimbulkan respons fisiologis terhadap kecemasan yang dirasakan.
Respons ini bisa berupa jantung berdetak lebih kencang serta napas menjadi cepat dan dangkal.
Baca Juga: Stop Gunakan 6 Jenis Masker Ini! Ahli Sebut Tak Efektif Cegah Covid-19
Kapan harus minta pertolongan?
Terdapat 2 jenis gangguan proses pernapasan, yaitu ringan dan berat.
Gangguan proses pernapasan yang berat disebut sebagai sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Pada gangguan pernapasan yang mengarah ke ARDS terdapat gejala-gejala di antaranya adalah:
- Napas yang menjadi cepat dan sulit
- Timbul rasa sakit
Baca Juga: Waspada Penyakit DBD di Musim Hujan! Simak Gejala dan Cara Mencegahnya
- Sesak atau tidak nyaman di dada atau perut atas
- Bibir kaku atau kulit berubah warna
- Demam tinggi
- Tekanan darah rendah.
- Kebingungan mental
- Denyut nadi cepat atau lemah
Baca Juga: 10 Tips Isolasi Mandiri di Rumah Jika Kamu Terinfeksi Covid-19
- Tangan atau kaki menjadi dingin.
Nah, jika tanda-tanda di atas sudah terlihat, maka kamu disarankan untuk segera meminta pertolongan medis, misalnya dengan menghubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan cara pertolongan pertama dan petunjuk yang harus dilakukan.
(*)