Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Saat ini negara tetangga kita, Myanmar tengah mengalami kudeta militer.
Kudeta Militer di Myanmar didasari protes pihak militer tentang tuduhan kecurangan pemilu yang tak digubris pemerintah.
Akibatnya, pihak militer Myanmar menggaungkan keadaan darurat satu tahun yang diumumkan melalui siaran TV militer Myanmar.
Semua otoritas pemerintahan di Myanmar diberikan pada komandan tertinggi militer.
Keadaan darurat satu tahun telah diumumkan pada pernyataan di TV militer Myanmar.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kudeta tersebut terjadi karena kemenangan telak Aung San Suu Kyi dalam pemilihan umum.
Saat ini koneksi data internet seluler dan beberapa layanan telepon telah terganggu di kota-kota besar di Myanmar.
Melansir NetBlocks, saat ini koneksi internet di Myanmar terganggu di tengah kudeta militer.
Data jaringan dari NetBlocks Internet Observatory menunjukkan dimulainya gangguan internet yang meluas di Myanmar pada hari Minggu (31/1/2021) di tengah laporan kudeta militer dan penahanan para pemimpin politik termasuk Aung San Suu Kyi.
Gangguan telekomunikasi yang dimulai sekitar pukul 03:00 Senin (1/2/2021) pagi waktu setempat.
Hal ini menyebabkan dampak subnasional yang signifikan termasuk ibukota Myanmar dan kemungkinan akan membatasi cakupan acara saat berlangsung.
Pemutusan berkelanjutan telah dipantau dengan konektivitas nasional yang awalnya turun menjadi 75% dan kemudian 50% dari tingkat biasa pada pukul 8:00 waktu setempat.
Data teknis menunjukkan pemotongan jaringan memengaruhi beberapa operator jaringan termasuk Myanma Post and Telecommunications (MPT) milik negara dan operator internasional Telenor.
Temuan awal menunjukkan bahwa mekanisme gangguan yang diarahkan secara terpusat menargetkan layanan seluler dan beberapa layanan telepon berkembang seiring waktu.
Temuan dikuatkan oleh pengguna di lapangan dan jurnalis yang menggambarkan ketidakmampuan untuk online dan kehilangan konektivitas telepon secara bersamaan.
Indikator geografis dari observatorium menunjukkan bahwa daerah terpencil negara dan infrastruktur teknis mungkin tidak terlalu terpengaruh.
Insiden itu digambarkan oleh sumber-sumber sebagai kudeta militer menyusul pertikaian yang meningkat dengan kepemimpinan sipil negara.
Hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah kepala militer Jenderal Min Aung Hlaing menyatakan bahwa konstitusi negara dapat dicabut.
Sampai saat ini beberapa konektivitas seluler telah dipulihkan pada Senin (1/2/2021) siang.
Akan tetapi, banyak pengguna tetap offline dan masih belum jelas apakah pemulihan akan dipertahankan.(*)