Menurut dia, cuitan mengandung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) seperti Abu Janda seharusnya tidak diunggah.
Apalagi di tengah masa sulit sulit seperti pandemi Covid-19 sekarang ini.
"Ibu saya NU, Ayah saya Muhammadiyah. Dan 2 organisasi ini akhirnya berkomentar: belajar mengaji dulu & belum mengerti islam."
"Saya pun terusik untuk ikut bicara. Tentu cara saya berpendapat tidak bisa seperti sebuah organisasi. Sebagai seorang yang mencintai kebaikan & keberagaman."
"Beberapa waktu ini di tengah pandemi kita banyak mendengar ceramah keagamaan yang provokatif dan mengganggu kenyamanan, kita juga sering mendengar vlog-vlog yang juga countering sebaliknya."
"Saling hujat, membully perbedaan dan lain-lain. Saya pikir sudah saatnya kita bicara untuk ayo menghentikan," terangnya.
Susi meminta netizen untuk berhenti menyebarkan hujatan dan melakukan perundungan.
"Kita hentikan hujatan dan bully akan perbedaan. Kita stop hentikan juga mengikuti provokasi2 yg merusak kedamaian & kebersamaan kita."
"Kita harus bangga dengan segala perbedaan yang ada yang menjadikan Indonesia Kaya akan budaya."
"Stop memilah dan memisah karena Suku dan Agama," tegasnya.
(*)