Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Siapa yang doyan makan telur?
Telur mengandung banyak nutrisi yang diperlukan tubuh.
Telur bisa dijadikan menu sarapan, lauk pada makan siang dan makan malam, bahkan sebagai camilan.
Baca Juga: Penjelasan Ahli Soal Telur Rebus dengan Lapisan Hijau, Benarkah Berbahaya Bagi Kesehatan?
Ada berbagai jenis telur yang bisa kita temukan di pasaran, tapi yang paling sering dijual adalah telur ayam dan telur bebek.
Mengutip laman Healthline, beberapa manfaat makan telur seperti meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi risiko penyakit jantung, menjaga kesehatan mata, mengurangi risiko stroke, membantu penurunan berat badan, hingga membentuk otot.
Nah, memang begitu banyak manfaat telur.
Baca Juga: Apakah Telur di Rumahmu Masih Layak Konsumsi? Cek Kesegaran Telur dengan Cara Berikut Ini
Akan tetapi, saat konsumsi telur, apakah ada bagian yang kamu buang?
Misalnya, kamu hanya makan bagian kuning saja atau putih saja?
Hal ini karena muncul banyak anggapan bahwa hanya putih telur yang kaya protein dan mampu membantu membangun otot.
Baca Juga: Jangan Konsumsi Telur Rebus yang Berwarna Hijau, Bisa Sebabkan Kanker Usus!
Padahal, kenyataannya tidak demikian.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ada sebuah penelitian berjudul "Comparison of Whole Egg v. Egg White Ingestion during 12 Weeks of Resistance Training on Skeletal Muscle Regulatory Markers in Resistance-Trained Men."
Hasil penelitian ini dimuat dalam The British Journal of Nutrition dan U.S. National Library of Medicine.
Baca Juga: Gak Sempat Berjemur? Intip yuk 8 Makanan yang Tingkatkan Vitamin D!
Para ilmuwan mengambil responden dari kelompok pria muda, yang diminta untuk melakukan latihan angkat beban selama 12 minggu.
Salah satu kelompok diwajibkan menyantap tiga butir telur utuh usai latihan.
Kemudian, kelompok lainnya menyantap makanan yang kaya protein, atau setara dengan enam putih telur.
Baca Juga: Memakan Telur Rebus dengan Lapisan Berwarna Hijau Bisa Berbahaya Untuk Kesehatan, Benarkah?
Setelah 12 minggu berlalu, para peneliti memeriksa ukuran otot, kekuatan, dan komposisi tubuh para responden.
Ternyata, dari pengukuran tersebut, sejumlah penanda regulasi otot yang secara statistik serupa antar kedua kelompok.
Akan tetapi, penanda ini sangat sulit diubah, terutama pada atlet angkat besi yang terlatih dan melakukan eksperimen hanya dalam tempo 12 minggu.
Baca Juga: Sebutir Telur Bisa Cegah Kebotakan loh, Begini Penjelasan Para Ahli
Selanjutnya, jika dilihat lebih dekat, ternyata setiap penanda "menyukai" seluruh kelompok telur, baik kuning maupun putihnya.
Hal ini terlihat dari efek ukuran yang layak.
Disebutkan, faktor pertumbuhan fibroblast-2 sedikit lebih tinggi.
Follistatin juga lebih tinggi.
Kemudian, myostatin, sebagai penghambat pertumbuhan otot, juga turun lebih banyak pada kelompok telur utuh.
Sebab, semakin sedikit myostatin yang kita miliki, semakin banyak potensi pertumbuhan otot yang mungkin terjadi.
Bahkan, ada kecenderungan yang lebih jelas bahwa kelompok telur utuh memeroleh lebih banyak otot.
Ternyata kuning telur adalah tempat di mana banyak nutrisi pembentuk otot dan peningkat kesehatan utama.
Akan tetapi, alasan utama di balik efek ini adalah ancaman dari kolesterol dalam makanan.
Telur utuh, dikenal memiliki jumlah kolesterol yang tidak proporsional terhadap kandungan kalorinya.
Baca Juga: Benar Nggak Sih Telur Rebus Bikin Gemuk? Ini Penjelasan Ahli
Namun, kolesterol makanan juga merupakan salah satu zat yang paling disalahartikan.
Seperti yang dikatakan Dr. Andy Galpin, salah satu penulis studi ini, "Kolesterol lipid tidak relevan di sini. Kita sedang memainkan permainan sinyal."
Kolesterol makanan bersama dengan mikronutrien lain seperti folat dalam kuning telur menandakan pertumbuhan otot.
Baca Juga: Selain Kupas Salak dan Goreng Telur, Nia Ramadhani Juga Tak Bisa Aduk Teh
Artinya, lebih banyak secara umum lebih baik.
Ini berarti pola makan vegan akan selalu lebih rendah untuk urusan hipertrofi, dibandingkan dengan pola makan yang memperbolehkan produk hewani.
Meskipun kita dapat menemukan hubungan protein dan asam amino dengan sumber nabati, hanya sumber hewani yang mengandung kolesterol makanan.
Baca Juga: Mewah dan Murah, Menu Sarapan Ini Cocok Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetes
Dari sumber hewani, beberapa makanan laut seperti udang dan sarden memiliki jumlah kolesterol yang cukup, tetapi tetap tidak bisa menyaingi telur utuh.
Nah, bagi perempuan disarankan untuk menyantap dua butir telur sehari.
Sedangkan pria, bisa menyantap hingga empat butir sehari.
(*)