Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Orang sering kali beralih ke kebiasaan lama yang memberikan bukti nyata keberhasilan di masa lalu.
Seperti kebiasaan untuk melakukan kerja keras untuk mendapatkan sebuah kesempurnaan.
Sayangnya, beberapa dari kebiasaan yang terlihat baik ini mungkin jadi lebih jahat daripada yang kamu bayangkan sebelumnya.
Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin sangat bermasalah sehingga menambah atau memperburuk masalah kesehatan mental yang ada jika dibiarkan.
Lalu, apa saja sih kebiasaan baik yang sebenarnya buruk buat kamu?
Baca Juga: 9 Bahaya Kalau Kamu Kurang Tidur, Depresi Samapi Hilang Gairah Seksual
Dilansir Grid.ID dari Psych2go, berikut 4 kebiasaan baik yang sebenarnya buruk buat kamu!
1. Bekerja keras ... terlalu keras.
Tahukah kamu bahwa penelitian menunjukkan bahwa pecandu kerja menunjukkan karakteristik yang mirip dengan orang yang kecanduan narkoba dan alkohol?
Satu-satunya perbedaan pecandu kerja adalah bahwa mereka diberi penghargaan dan dipuji untuk bekerja secara berlebihan, menurut penulis Diane Fassel.
Baca Juga: Tinggalkan 7 Kebiasaan Ini Kalau Gak Mau Kena Penyakit Jantung, Nomor 6 Paling Penting
Bekerja berlebihan dapat dilihat sebagai produktif dan sarana untuk mencapai kesuksesan lebih cepat, tetapi ada bahayanya bekerja dalam waktu lama.
Masalah seperti penyalahgunaan zat, gangguan tidur, dan kecemasan bisa muncul jika kamu terus-menerus memaksakan diri.
Sering kali, jam kerja normal bisa sama produktifnya dengan bekerja berlebihan jika kamu menggunakan strategi yang tepat.
Misalnya, pengaturan prioritas dapat membantu menyesuaikan kembali keseimbangan kehidupan kerjamu.
Baca Juga: Awas, Hobi Rebahan Bisa Jadi Petaka Buat Kesehatan, Ini 7 Akibat Kalau Tubuh Kita Kurang Gerak
2. Bertujuan untuk kesempurnaan.
Apakah kamu memiliki tujuan dan rencana ambisius yang tidak kamu tindak lanjuti karena kamu terlalu takut untuk membuat kesalahan?
Menjadi perfeksionis tidak selalu merupakan sifat yang baik untuk dimiliki.
Profesor riset Brene Brown berkata, "Perfeksionisme tidak sama dengan berusaha untuk menjadi yang terbaik." Alih-alih membuatmu sukses, perfeksionisme seperti pakaian pelindung yang melindungi kamu dari rasa sakit karena rasa bersalah, malu, dan penilaian.
Baca Juga: Minum Air Putih & 9 Kebiasaan Lain yang Bisa Bikin Awet Muda!
3. Menghindari konflik
Apakah kamu adalah tipe orang yang memilih untuk tutup mulut bahkan ketika seseorang benar-benar membuatmu kesal?
Bagaimana rasanya?
Sekilas, menghindari konflik mungkin tampak menggoda; siapa yang tidak ingin menjaga kedamaian dalam grup?
Baca Juga: 9 Kebiasaan Pemicu Penuaan dan Kematian Dini, Stop Mulai Hari Ini!
Tetapi, dengan melawan konflik, kamu menekan emosi yang valid dan bahkan dapat mewujudkannya dalam cara non-verbal.
Penelitian menunjukkan bahwa menyembunyikan atau memalsukan emosi dapat menyebabkan kesepian atau depresi.
Ketika kita menghindari konflik, yang paling mengejutkan kita adalah ketakutan untuk tidak setuju atau mengecewakan orang lain.
Tidak ada yang mengatakan itu mudah, tetapi memupuk kejujuran bahkan dengan kemungkinan konflik seringkali merupakan jalan yang lebih memuaskan untuk ditempuh.
Baca Juga: Kebiasaan Membunyikan Jari Tangan sampai Bunyi 'Krek', Apakah Berbahaya?
4. Selalu menjadi positif
Apakah kamu selalu tersenyum meski menghadapi kesulitan?
Apakah kamu menyembunyikan emosimu yang sebenarnya dan berharap bahwa semua perasaan buruk akan lenyap?
Sebuah studi Harvard menunjukkan bahwa menekan emosi entah itu kemarahan, kesedihan, kesedihan, atau frustrasi, dapat menyebabkan stres fisik pada tubuh.
Baca Juga: Mager Bangun Pagi Jadi Kebiasaan? Coba Atasi dengan 6 Hal Sederhana Ini
Bahkan hal itu dapat memengaruhi memori, kecemasan, dan harga diri.
Namun, terkadang, kamu mungkin merasa seolah-olah kamu harus menekan emosi untuk melindungi sesuatu dalam jangka panjang.
Pada akhirnya, selalu kamu lah yang paling mengenal diri sendiri.
Tetapi, mengungkapkan masalah selalu menjadi hal yang sehat untuk memiliki jalan keluar.
Baca Juga: Mager Bangun Pagi Jadi Kebiasaan? Coba Atasi dengan 6 Hal Sederhana Ini
Baik saat kamu mengungkapkannya pada teman, orang terdekat, terapis, atau bahkan menulisnya di jurnal.
Mengartikulasikan emosimu menjadi aktivitas penting dan jauh lebih baik daripada saat kamu harus menyimpannya sendiri.(*)