Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Beberapa waktu yang lalu, kasus jagal kucing di Medan sempat menghebohkan publik.
Selama ini kasus kekerasan pada hewan di Indonesia diketahui masih cukup minim terkait dengan penyelesaian hukum.
Meskipun beberapa kali viral, nyatanya kasus kekerasan pada hewan hingga kini dinilai masih abu-abu.
Selain kasus penyelesaiannya yang dianggap tak semudah membalikkan telapak tangan, kasus jagal Kucing di Medan, Sumatra Utara beberapa waktu lalu, kini mulai menemui titik terang.
Dikutip dari TribunMedan.com pada Minggu (7/1/2021), pelaku diketahui merupakan warga Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.
Melalui pantauan TribunMedan.com, keseharian pelaku memang diketahui bekerja sebagai jagal kucing.
"Dia itu aja kerjanya, motong kucing. Untuk dijualnya, untuk dimakannya, untuk cari makannya, tiap hari," beber salah seorang warga bernama Anggiat Sipahutar, Kamis (28/1/2021).
Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Rianto kini diketahui sudah melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Masih kita cek anggota lagi di lapangan," tuturnya.
Beranjak dari kasus jagal di Medan, Sumatera Utara, tindak kekerasan terhadap hewan kucing lagi-lagi mencuat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Mengutip informasi dari Kompas.com, sebanyak 20 kucing ditemukan mati dalam kondisi mengenaskan.
Terbungkus plastik dalam keadaan bersimbah darah, kucing-kucing tersebut ditemukan di Kawasan Jalan Lingkar Selatan, Banjarmasin, Selatan, Jumat (5/2/2021) sore.
Ditemukan oleh Komunitas Cat Feeder Banjarmasin, satu anggota bernama Fachrurrazi mendapat informasi dari warga terkait 20 bangkai kucing yang tewas secara mengenaskan.
Bangkai yang ditemukan pada Kamis (4/2/2021) itu, mulanya tak membuat warga menaruh curiga lantaran berada di dalam karung.
Namun, tak lama setelah itu warga justru menjumpai beberapa kepala kucing yang berserakan.
"Dari pengakuan warga, mereka tidak berani buka, pas Jumat siang sudah berserakan," ungkap Fachrurrazi dalam keterangan yang diterima, Sabtu (6/2/2021).
Dari 20 bangkai kucing yang ditemukan, beberapa di antaranya juga mengalami patah tulang.
Hanya saja, dari penemuan bangkai kucing tersebut, hingga kini warga dan Komunitas Cat Feeder Banjarmasin belum bisa memastikan bagaimana kronologisnya.
Terlebih, daerah Kalimantan Selatan baru saja dilanda banjir bandang, sehingga ada kemungkinan kucing-kucing mati karena tenggelam.
"Kami tidak berani memastikan. Dikira mati karena banjir, tetapi kenapa sampai berdarah-darah," ujarnya.
Kendati demikian pihak Komunitas Cat Feeder mengaku akan melakukan penelusuran lebih lanjut sebelum melaporkan pada pihak berwajib.
"Kami akan bicarakan dulu sebelum memutuskan melapor ke polisi," pungkasnya.
(*)