7. Mengaku kehilangan kontrol ketika sedang marah kepada keluarganya, tetapi mampu mengontrol kemarahannya ketika berada di antara orang lain.
Mereka cenderung tidak menggunakan kekerasan dalam situasi lain, misalnya ketika sedang bersama teman-teman, atasan, atau rekan kerjanya.
8. Mencoba menyalahkan orang lain bila terjadi pembenaran atau penyangkalan kekerasan yang mereka lakukan atau pengaruh kekerasan tersebut terhadap wanita dan anak-anak.
Baca Juga: Belajar dari Kasus KDRT Nindy Ayunda, Ini Dampaknya KDRT pada Anak
Ketika ini yang terjadi, yang ada bukanlah cinta antara pasangan, melainkan konsep bahwa perempuan adalah makhluk yang lebih rendah.
Perempuan menjadi objek yang harus dimiliki dan dikuasai.
Oleh karena itu, kebutuhan emosionalnya yang lain tak layak diberikan.
(*)