Find Us On Social Media :

Ustaz Maaher At-Thuwailibi Sempat Menderita TB Usus Sebelum Meninggal, Bagaimana Gejala dan Penyebabnya?

By Devi Agustiana, Selasa, 9 Februari 2021 | 10:51 WIB

Ustaz Maaher At-Thuwailibi

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Soni Eranata atau Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di rumah tahanan Mabes Polri, Senin (8/2/2021).

Dikutip dari laman TribunWow.com, Ustaz Maaher meninggal saat menjalani masa hukumannya di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri Jakarta Selatan.

Sebelum meninggal, Maaher dikabarkan sempat mengalami sakit di bagian usus dan lambung.

Akibat penyakitnya tersebut, Maaher sempat diantarkan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Ustaz Maaher At-Thuwailibi di Rumah Tahanan Bareskrim, Sempat Jalani Perawatan 2 Pekan Lalu

Hal itu diungkapkan langsung oleh sang istri, Iqlima.

Menurutnya, kondisi suaminya sempat menurun pada 18 Januari 2020, sehingga harus mendapatkan perawatan.

Iqlima menambahkan bahwa sebenarnya sejauh ini Ustaz Maaher belum benar-benar dinyatakan sembuh.

"Ustaz ini lagi masih dalam pengobatan TB usus, jadi harusnya ustaz kontrol ke RS, tapi karena lagi begini ya kirim obat," kata Iqlima usai menjenguk Maheer di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/1/2021).

Baca Juga: Pernah Lawan Nikita Mirzani, Ustaz Maaher Meninggal Dunia di Rutan Mabes Polri

Iqlima mengatakan bahwa penyakit yang diderita Maaher sudah ada sebelum ditangkap polisi pada 3 Desember 2020.

Adapun penyakit TB usus, mungkin cukup jarang didengar.

Masyarakat kita lebih mengenal TBC hanya menyerang paru, pasien dengan TB paru sering disebut kena flek pada parunya.

Tetapi sebenarnya, ada istilah TBC ekstra paru, yaitu selain organ paru, TBC bisa mengenai berbagai organ tubuh kita seperti kulit, kelenjar, usus, hepar, selaput otak (meningitis TBC), dan sumsum tulang belakang.

Baca Juga: Ustaz Maheer At-Thuwailibi Meninggal Dunia di Rutan Bareskrim, Kuasa Hukum Bongkar Keinginan Terakhir Mendiang

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, tuberkulosis pada umumnya disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.

Penderita paru yang tak diobati dapat mengeluarkan butiran ludah (droplet) yang mengandung kuman tuberkulosis.

Butiran tersebut dapat terhirup orang lain dan masuk ke dalam paru-paru.

Kuman akan bersarang di sana dan kemudian juga dapat menyebar melalui kelenjar bening dan darah.

Baca Juga: Sempat Tidak Tahu Kalau Dunia Dilanda Virus Corona Gegara Meditasi di Gurun Selama 12 Hari, Jared Leto Ungkap Dirinya Belajar Banyak dari Covid-19: Perubahan yang Cukup Bagus

Penyebaran melalui darah memungkinkan terjadinya tuberkulosis di luar paru, seperti peritonitis tuberkulosa (radang selaput usus karena tuberkulosis).

Gejala umum peritonitis ini hampir sama pada penyakit tuberkulosa di paru, yaitu demam, nafsu makan berkurang, dan berat badan turun.

Selain itu, juga akan terdapat gejala khusus yang berkaitan dengan gangguan fungsi usus, seperti nyeri perut, ada benjolan di perut, hingga gangguan buang air besar.

Pada keadaan akut, dapat terjadi peritonitis tuberkulosa yang disangka appendicitis (radang usus buntu).

Baca Juga: Mengapa Kondisi GERD Bisa Berakhir Serangan Jantung Seperti Dialami Vokalis KSP Band Marthin Saba? Ini Penyebabnya

Pada operasi akan didapati usus buntu, tapi terdapat bercak putih pada selaput dinding perut yang menyerupai keju.

Diagnosis peritonitis tuberkulosa lebih sulit daripada tuberkulosis paru.

Di samping pemeriksaan klinis, diperlukan juga pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi, CT Scan abdomen, bahkan mungkin pemeriksaan laparoskopi.

Oleh karena itu, memang biasanya diagnosis lebih lambat.

Baca Juga: Rayakan Pertambahan Umurnya Secara Sederhana, Gita Sinaga Ungkap Arti Tiup Lilin Ulang Tahun Baginya: Seperti Meniup Hal-hal Buruk dalam Hidup

Terapi peritonitis tuberkulosa pada prinsipnya sama dengan tuberkulosis paru.

Pada umumnya, seseorang yang mengalami peritonitis tuberkulosa, setelah kuman tuberkulosa di udara terhirup masuk ke paru, kemudian kuman tersebut akan menyebar ke luar paru.

Ada beberapa faktor yang memudahkan penularan kuman tuberculosis, yaitu lingkungan udara yang pengap, adanya sumber penularan berupa penderita tuberkulosis paru yang tidak diobati atau diobati namun tidak tuntas, dan orang sekitar yang kekebalan tubuhnya rendah (kurang gizi).

(*)