Find Us On Social Media :

Hatinya Teriris Dituduh Telantarkan Anak Angkatnya hingga Dituding Cuma Dijadikan Konten, Ashanty Ungkap Fakta Lain Polemik Soal Putra

By Citra Widani, Selasa, 9 Februari 2021 | 18:13 WIB

Ashanty dan Putra, anak angkatnya

"Secara sederhana, kami menduga Putra ini dieksploitasi (Ashanty) hanya jadi konten YouTube, diambil keuntungan semata," tutur Abdul.

Menanggapi itu Ashanty mengatakan jika awalnya Putra belum bisa membaca, ia pun memohon kepada pihak pesantren untuk tetap bisa menerima sang anak angkat.

Setelah diterima, dan mulai bersekolah, ternyata Putra tak kuat menjalani kehidupan di pesantren.

Baca Juga: Sedih karena Dituduh Menelantarkan Anak, Ashanty Justru Anggap Masalahnya Telah Selesai: Mungkin Tugasku Sampai di Sini...

Ia pun mempertimbangkannya dan pada akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Putra dari sana.

"Asal tahu ya, pesantren ini awalnya tidak menerima Putra karena Putra yang umurnya seharusnya sudah SMP masih belum bisa membaca."

"Tapi karena saya memohon dan mereka tahu bahwa niat saya ini hanya sosial," ungkapnya dikutip dari Youtube SCTV, Selasa (9/2/2021).

Ashanty dituding oleh pihak LBH lantaran dianggap tak menepati janjinya untuk menyekolahkan Putra hingga tamat.

Namun Ashanty menekankan jika anak angkatnya lah yang meminta untuk keluar dari pesantren.

Baca Juga: Batal Nikah dengan Adit Jayusman, Ayu Ting Ting Ogah Jalin Silaturahmi dengan Sang Mantan: Gue Nggak Bakalan Kepancing!

Segala bukti ungkapan hati Putra masih tersimpan lengkap, namun Ashanty tak ingin membeberkannya lantaran tak mau jika anak angkatnya mendapat ejekan dari masyarakat.

"Kalau saya yang melakukan pembohongan publik, pembohongan yang mana, 1 yang mau keluar dari pesantren itu siapa, Alhamduillah baik Voice note, baik whatsapp, maupun video masih lengkap," tambahnya.

Ashanty pun kesal saat melihat Abdul Hamim dengan sengaja mengajak Putra untuk konferensi pers.

Menurutnya tindakan Abdul Hamim sangat tidak tepat, dan justru bisa dilaporkan.

"Bapak membawa anak seumur segitu untuk prescon, mengundang media untuk melakukan pembohongan publik," ujar Ashanty.

(*)