Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Belakangan ini, kasus kekerasan terhadap hewan kucing tengah menyita perhatian publik.
Setelah kasus jagal di Medan, beberapa waktu berikutnya juga ditemukan puluhan kucing tewas secara nahas di Banjarmasin.
Ditemukan berserakan dengan bersimbah darah, kekerasan terhadap hewan kucing semakin lantang ditegakkan.
Selama ini kasus kekerasan pada hewan di Indonesia diketahui masih cukup minim terkait dengan penyelesaian hukum.
Meskipun berkali-kali viral, nyatanya kasus kekerasan pada hewan hingga kini dinilai masih abu-abu.
Namun, setelah kekerasan pada hewan menuai banyak kecaman, pihak berwajib kini semakin giat mencari fakta terkait para pelaku.
Beberapa hari setelah 20 ekor kucing ditemukan tewas mengenaskan di Banjarmasin, kini kasus tersebut mulai menemui titik terang.
Melansir informasi dari Kompas.com, Kamis (11/2/2021), Kapolres Banjarmasin Kombes Rachmat Hendrawan telah menemukan fakta baru.
Kabarnya, 20 bangkai kucing itu milik satu petshop di Banjarmasin yang tewas karena sakit.
Mulanya pemilik petshop telah memerintahkan satu bawahannya berinisial JS untuk menguburkan bangkai kucing tersebut.
Tak menguburkan bangkai tersebut, JS justru membungkus bangkai kucing dengan plastik dan karung lalu membuangnya begitu saja.
"Itu bukan pelaku pembunuhan kucing, jadi kucing-kucing itu milik petshop yang sudah mati karena sakit," ujar Kombes Rachmat Hendrawan kepada wartawan, Rabu (10/1/2021)
"Setelah mati, disuruhlah orang itu untuk mengubur, ternyata tidak dikubur," ungkapnya.
Kendati demikian, kini pihak berwajib masih meminta sejumlah keterangan melalui 3 saksi dan pemilik petshop.
"Saat ini ada 3 orang yang dimintai keterangan terkait kasus ini, termasuk pihak petshop mengenai alasan kucing-kucing itu mati," jelasnya.
Melansir informasi dari Tribunnews.com, sebelumnya 20 bangkai kucing tersebut awalnya ditemukan oleh Komunitas Cat Feeder Banjarmasin.
Bangkai tersebut telah ditemukan pada Kamis (4/2/2021) lalu.
(*)