Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita DesyaningrumGrid.ID – Sejak pertama kali muncul, para ahli terus melaporkan gejala-gejala baru Covid-19 yang hingga saat ini masih terus bertambah.Hal ini dikarenakan Covid-19 merupakan penyakit baru yang masih terus dipelajari, sehingga wajar jika selalu ada hal baru yang ditemukan.Baru-baru ini dilaporkan adanya gejala baru pada pasien Covid-19 bernama parosmia yang menyerang indera penciuman.
Baca Juga: Musim Hujan Banyak Nyamuk! Waspadai Penyakit yang Disebabkan Oleh Gigitan Nyamuk
Melansir Kompas.com, gejala ini dialami beberapa penderita long covid, atau orang yang tak kunjung sembuh (bisa sampai lebih dari 12 minggu) saat terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.Pada beberapa kasus, gejala ini juga dirasakan oleh orang yang telah sembuh dari Covid-19.Berdasarkan informasi dari Healthline via Kompas.com, parosmia adalah gangguan penciuman yang membuat penderitanya merasakan aroma yang tidak semestinya.
Baca Juga: Hati-hati! Sering Mimisan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius IniMisalnya, bau roti yang dipanggang biasanya harum manis jadi terasa bau busuk atau, aroma yang biasanya tidak mengganggu jadi bikin mual.Bagi penderita long covid atau orang yang telah sembuh dari Covid-19 merasa bisa terus-menerus merasakan bau yang tidak sedap seperti amis ikan atau benda terbakar di tempat dengan bau normal.
Untuk kasus parosmia yang parah, penderita bisa sampai merasa sakit secara fisik saat mencium bau yang menyengat atau punya aroma kuat.Ketika seseorang terus-menerus mencium bau tidak sedap, ini dapat menyebabkan mual dan bahkan memengaruhi selera makan.Umumnya, penyebab parosmia adalah infeksi atau penyakit yang mengganggu sistem saraf pendeteksi bau.
Baca Juga: Rhoma Irama Minta Ridho Rhoma Direhabilitasi, Begini Tahapan Rehabilitasi Bagi Pecandu NarkobaMelansir Bobo.ID, dalam kondisi normal, saraf indra penciuman bertugas memberi tahu otak untuk menafsirkan bau yang diterima organ penciuman.Nah, pada penderita parosmia yang menderita gangguan pada saraf yang mendeteksi aroma, otak keliru menafsirkan bau.Selain itu penyebab lainnya di antaranya adanya cedera kepala, kebiasaan merokok, paparan bahan kimia, efek samping pengobatan kanker, adanya penyakit Alzheimer dan Parkinson, serta tumor.
Baca Juga: Britney Spears Curhat Ingin Jadi Orang Normal, Simak Cara Atasi Depresi Seperti yang Dialami Sang PenyanyiNamun menurut Dr.dr.Retno S Wardani, Sp. THT-KL(K) di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), sama halnya dengan anosmia, parosmia dapat disembuhkan."Kalau toh, hilang penciuman, baik itu anosmia, hiposmia, maupun parosmia, akibat infeksi virus corona tetap bisa kembali (sembuh)," kata dokter yang lebih akrab disapa dr Dani, seperti yang dilansir dari GriHealth.ID.
Selain itu, dr Dani juga menjelaskan bahwa parosmia dapat disembuhkan dengan olfactory training, yakni dengan melatih saraf-saraf olfaktori atau saraf penciuman."Terapinya dengan memberikan empat jenis aroma kepada penderita parosmia. Empat aroma itu lemon, rose (mawar), cengkeh dan eucalyptus (kayu putih)," papar dr Dani.
Baca Juga: Kanker Lambung Bisa Disebabkan oleh 4 Kebiasaan Ini, Termasuk Makan Nasi Pakai KuahLatihan ini dilakukan dengan mengambil napas panjang dengan menghirup salah satu aroma tersebut selama 20 detik.Selanjutnya, 20 detik dengan napas biasa dan dengan dihirup dengan cepat untuk masing-masing aroma tersebut.Selain melakukan latihan ini selama 1,5 bulan, penderita parosmia juga akan diberikan trace element zinc.
Baca Juga: Stop Buang Cangkang Telur Mulai Sekarang! Ternyata Mengandung Banyak Kalsium dan Bisa Dimakan"Dengan terapi ini akan cepat membantu regenerasi saraf penciuman, sehingga tidak perlu lama untuk pulih dari gangguan parosmia, baik yang diakibatkan oleh virus Covid-19 maupun virus lainnya," imbuh dr Dani.
(*)