Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Nama Sarwendah dan Betrand Peto yang disebut sebagai bahan roasting salah satu komika asal Bogor, Ridwan Remin, rupanya membuat Ruben Onsu naik pitam.
Bagaimana tidak, Ruben Onsu menganggap lawakan Ridwan Remin terlalu menggiring opini publik.
Diwartakan Grid.ID sebelumnya, Ridwan Remin membahas tentang kedekatan Sarwendah dan Betrand Peto yang sering saling cium atau peluk.
Ridwan Remin membawakan lawakan tentang keduanya ke arah negatif dan membuat Ruben Onsu tak terima.
Hingga kini, masih belum diketahui jalur apa yang akan ditempuh Ruben Onsu dan Ridwan Remin untuk penyelesaian masalahnya.
Meski begitu, rupanya Ridwan Remin sudah berani membicarakan kasusnya kepada seorang pengacara.
Begitu pula dengan Ruben Onsu yang sudah memberikan data dan bukti video kepada pengacaranya, Minola Sebayang, agar dipelajari lebih mendalam.
Membahas tentang kasus roasting tersebut, salah satu komika terkenal, Mongol, menyampaikan etika stand up comedy yang ada di Indonesia.
Dikutip Grid.ID dari kanal Youtube Surya Citra Televisi (SCTV), Mongol menuturkan bahwa budaya roasting di Indonesia masih berbeda dengan yang ada di Amerika, negara penggagas stand up comedy.
"Kita beda Indonesia, kita kan politik bebas aktif, otomatis ada etikanya sejujurnya," ujar Mongol.
Mongol menjelaskan bahwa kebiasaan dirinya dan beberapa komika lain ketika melakukan roasting adalah pihak yang dijadikan lawakan harus ada di depannya.
Hal itu dilakukan agar Mongol bisa melihat ekspresi dari orang yang dijadikan objek lawakan, dan bisa segera melakukan permohonan maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
"Kalau untuk Indonesia, setahu Mongol, kita kalau nge-roasting orang, pasti (orangnya) ada di situ, kayak nge-roasting Panji, nge-roasting Radit, atau Kiky nge-roasting Pak Fadli Jon, Ibu Susi, orangnya ada di situ," ujarnya.
"Kenapa orangnya harus ada di situ? Biar setelah selesai, kita ada melakukan permintaan maaf, mohon maaf kalau mungkin tadi berlebihan atau sebagainya, udah begitu kan ada proses editing," imbuh Mongol.
Mongol menyebutkan bahwa sepertinya kasus roasting yang dibawakan oleh Ridwan Remin tidak melalui proses editing dan tayang begitu saja.
"Tapi kalau kasus yang ini kan kayaknya gak ada editing, ada orang yang nonton, pegang kamera, udah kejadian," lanjut Mongol.
Mongol pun mengakui dirinya tidak berani jika melakukan roasting terhadap seseorang namun sosoknya tidak berada di dekatnya saat itu.
"Tapi kalau Mongol memilih me-roasting orangnya ada di situ, karena kalau orangnya ada di situ kan kita bisa lihat, apakah orangnya seneng gak sama materi kita," ucapnya.
"Sebaiknya ada di situ dan lakukan sesegera mungkin permintaan maaf, itu kalau gue," pungkas Mongol.
(*)