Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Kesehatan mental adalah sesuatu yang masih sering dianggap remeh dan tabu untuk dibicarakan.
Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Keduanya saling berhubungan, di mana mental yang sehat akan memengaruhi fisik yang kuat dan begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Jangan Salah, Menonton Film dan Serial TV Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan Mental
Melansir Kompas.com (10/10/2020), WHO mencatat ada 1 miliar orang di dunia yang hidup dengan gangguan mental.
Bahkan WHO juga mencatat bahwa setiap 40 detik satu orang meninggal karena bunuh diri.
Tentunya ini permasalah yang harus ditangani dengan serius, apalagi gangguan mental lebih rentan menyerang generasi milenial.
Baca Juga: Nindy Ayunda Trauma karena Menjadi Korban KDRT, Ini Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental Korban
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental di kalangan milenial membuat masalah ini sering dianggap remeh.
Berangkat dari permasalahan ini, dua idola KPOP Korea-Amerika, Eric Nam dan Jae ‘DAY6’, giat mengkampanyekan pentingnya kesehatan mental.
Sama halnya dengan negara lain, di Korea Selatan, kesehatan mental juga masih sangat tabu untuk dibicarakan.
Hal ini menyebabkan banyak idola KPOP yang harus menyimpan sendiri permasalahan tentang gangguan mental dan depresi yang mereka miliki.
Sederet penyanyi dan artis di Korea Selatan seperti Jonghyun ‘SHINee’, Choi Sulli, dan Goo Hara, pun dilaporkan bunuh diri karena depresi yang telah mereka derita.
Eric Nam dan Jae merupakan dua contoh lain yang mengisyaratkan bahwa popularitas yang mendunia tidak mengikis kemungkinan terkena gangguan mental.
Baca Juga: Mantan Istri Ditangkap karena Narkoba, Andika Mahesa Khawatirkan Kondisi Kesehatan Mental Anak
Melansir The Associated Press, Eric Nam pernah merasakan rasa sakit di dadanya secara tiba-tiba ketika sedang menghadiri sebuah rapat di New York pada tahun 2019.
“Aku berpikir bahwa aku harus menelepon 911 (nomor telepon darurat di Amerika),” kenang penyanyi berusia 32 tahun itu.
Namun alih-alih meminta pertolongan, saat itu Eric hanya duduk dan berusaha untuk mengatur napasnya sepanjang rapat berlangsung.
Baca Juga: 7 Tanda Kamu Sudah Sembuh dari Depresi
Hal yang sama juga dialami oleh Park Jae Hyung atau Jae, seorang gitaris sekaligus vokalis band asal Korea Selatan ‘DAY6’.
Saat itu, Jae tiba-tiba merasa seperti terkena serangan jantung ketika ia sedang berada di sebuah taksi sepulangnya dari shooting sebuah Music Video di tahun 2020.
Awalnya, pria berusia 28 tahun itu hanya menganggap hal itu sebagai efek stres yang sudah ia alami selama bertahun-tahun.
Tapi Jae sadar bahwa ia tidak bisa mengacuhkan gejala yang ia rasakan saat itu.
Sambil berusaha untuk setenang mungkin, ia akhirnya meminta supir taksi mengantarnya ke IGD rumah sakit terdekat.
“Aku merasa seperti akan mati, aku akan mati, aku akan mati,” ujar Jae ketika mengingat kembali kenangan yang menakutkan itu.
Selanjutnya, Eric Nam dan Jae sadar bahwa kejadian yang menimpa mereka saat itu merupakan serangan panik.
Kejadian ini lalu membuat Eric dan Jae tergerak untuk mengkampanyekan betapa pentingnya kesehatan mental.
Keduanya kerap menceritakan pengalaman pribadi mereka kepada publik dengan harapan semakin banyak orang yang peduli dan sadar dengan kesehatan mental.
Baca Juga: Tips Mengelola Stres dan Kemarahan agar Kesehatan Mental Terjaga
Pada episode pertama MINDSET, sebuah program podcast berbayar yang diluncurkan Eric Nam untuk membicarakan tentang kesehatan mental, Eric pun menceritakan bahwa ia pernah diintimidasi oleh teman-teman sekelasnya.
Sebagai informasi, Eric Nam lahir dan besar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sampai akhirnya ia pindah ke Seoul, Korea Selatan pada tahun 2011 untuk mengikuti ajang kompetisi musik di Korea.
Lulusan Boston University itu mengungkapkan bahwa selama tumbuh besar di pinggir kota Georgia, ia kerap menjadi korban rasisme yang meninggalkan luka mendalam di hatinya.
Baca Juga: 4 Kebiasaan yang Terlihat Baik Ini Sebenarnya Buruk Buat Kamu
Kala itu, Eric kerap diintimidasi, bahkan diludahi teman-teman sekelasnya.
“Itu adalah momen yang paling memalukan dan menyebalkan dalam hidupku. Bahkan sampai hari ini aku berpikir bahwa itu adalah topik yang tidak akan pernah nyaman untuk aku bicarakan,” aku Eric.
Bukan hanya itu, karena mengalami krisis identitas sebagai seorang Korea-Amerika, Eric juga mengaku sering mendapatkan perlakuan sebagai ‘outsider’ baik di Amerika, maupun di Korea.
Baca Juga: Sering Dilakukan dengan Sadar, 4 Kebiasaan Ini Bisa Menghancurkan Jalan Kesuksesanmu
“Aku merasa aku bukan bagian dari mana pun,” ujar Eric pada The Associated Press.
Sedangkan Jae yang lahir di Buenos Aires, Argentina dan besar di California, Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa dirinya sulit menyesuaikan diri dengan budaya Korea yang sangat berbeda dengan Amerika.
Ia juga menyebutkan bahwa persaingan ketat di industri musik Korea sangat memengaruhi kesehatan mentalnya.
Baca Juga: Tujuh Rahasia Menjaga Kesehatan Mental, Yuk Lakukan Mulai Hari Ini
“Ini seperti dunia di mana anjing makan anjing,” ujar Jae pada The Associated Press.
Istilah anjing makan anjing (dog-eat-dog) sendiri merujuk pada perumpamaan di mana orang-orang bersedia untuk melukai satu sama lain untuk mencapai kesuksesan.
Meski Jae ditawarkan agensinya, JYP Entertainment, untuk melakukan terapi, Jae mengaku sulit untuk berkomunikasi dengan terapisnya sehingga ia memutuskan untuk hiatus dari kegiatan bandnya, DAY6.
Untuk mengkampanyekan pentingnya kesehatan mental, Jae pernah melakukan sebuah kampanye dengan merilis produk bertema ‘From Friends’ bersama Represent.
Hasil penjualan produk ‘From Friends’ pun didonasikan kepada The Jed Foundation, sebuah organisasi yang berfokus pada kesehatan mental remaja serta aktif mengkampanyekan pencegahan bunuh diri.
Selain itu, Jae juga akan menjadi bintang tamu dalam serial podcast berbayar Eric Nam, MINDSET.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental Anda, Inilah 5 Tips Perawatan Diri yang Wajib Dilakukan Setiap Hari, Apa Saja?
Melalui MINDSET, Eric berharap program ini dapat mengatasi stereotip dan stigma orang-orang tentang penyakit mental.
“Aku tidak pernah berpikir bahwa aku butuh berbicara dengan seseorang mengenai kesehatan mentalku.”
“Namun begitu berada di posisi itu, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.”
“Jadi, aku mengingat momen-momen sulit yang pernah aku alami di awal karirku,” tutup Eric.
(*)