Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sebgram Rachel Vennya dengan sang suami, Niko Al Hakim, telah resmi bercerai.
Hal itu diketahui melalui unggahan Instagram story-nya, @rachelvennya pada Selasa, (16/2/2021).
Terkait dengan perceraiannya dengan Niko, Rachel Vennya juga mengucapkan permohonan maaf.
Ibu dua anak ini meminta maaf jika dirinya tidak bisa menggelar konferensi pers atau wawancara dengan media terkait perceraiannya.
Ia mengaku tidak terbiasa dengan banyak kamera dan pertanyaan yang cepat.
Terlebih lagi, pertanyaan tersebut menyangkut permasalahan keluarganya.
Rachel pun turut berpesan pada media untuk tidak menunggu di rumah atau di manapun.
Hal itu lantaran Rachel akan selalu diam ketika ditanya terkait perpisahan dirinya dengan Niko.
"Dengan berat hati juga aku mau minta maaf kpd wartawan/media krn aku gak bisa melakukan pers/diwawancara dgn begitu byk camera dan pertanyaan yg begitu cepat terlebih masalah keluarga, aku harap kalian ngetri klo aku blm terbiasa dan punya kecemasan sendiri saat berhadapan dgn kalian," tulis Rachel dalam unggahan instagram story-nya.
"Kalian ga perlu nunggu di rumah aku atau di manapun krn yg akan kalian dapatkan hanya aku & keluarga dengan diam, aku tahu kalian sdg bekerja sekali lagi maaf ya Terima kasih banyak (emoji hati)," sambung ibu dua anak itu.
Baca Juga: Nindy Ayunda Kini Sulit Percaya Seseorang Usai Mengaku Alami KDRT dan Diselingkuhi Suami
Wanita berusia 25 tahun ini menjelaskan bahwa dirinya tidak terbiasa berhadapan dengan banyak pertanyaan.
Ia juga mengaku memiliki kecemasan tersendiri dalam dirinya.
Adapun kecemasan biasanya dialami seseorang dalam situasi tertentu yang membuat stres.
Di sisi lain, kecemasan juga bisa menjadi gangguan mental serius jika terjadi dalam waktu lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dirangkum Grid.ID dari Kompas.com, merasa grogi, takut, atau khawatir berlebihan kerap dialami oleh orang-orang yang mengalami anxiety atau gangguan kecemasan.
Selain itu, gejala gangguan kecemasan juga bisa dirasakan oleh fisik kita, seperti keringat berlebihan, gemetar, detak jantung meningkat, dan mual.
Dalam jangka panjang, anxiety bisa memicu gangguan medis kronis.
Pasalnya, respon kecemasan diatur oleh bagian otak yang disebut amigdala.
Ketika merasa cemas, stres, atau takut, amigdala tersebut akan mengirimkan sinyal ke bagian tubuh lainnya.
Sinyal tersebut berfungsi agar tubuh bersiap memberi respon "right or flight", yang memicu peningkatan hormon adrenalin dan kortisol.
Respon tersebut memang berguna saat kita menghadapi situasi berbahaya, seperti dikejar penjahat.
Namun, respon tersebut akan mengganggu kita ketika terjadi saat kita menghadapi situasi lain, seperti wawancara kerja atau ujian.
Selain itu, respon "fight or fligth" yang berlangsung lama juga bisa membuat kadar kortisol dan adrenalin dalam tubuh berlebihan.
Akibatnya, tekanan darah meningkat dan pembuluh darah rentan mengalami kerusakan.
Baca Juga: Melegenda, 5 Destinasi yang Jadi Surganya Wisata Kuliner Indonesia ini Letaknya Ada di Gang Sempit!
Kadar kortisol berlebihan juga bisa memicu kenaikan berat badan, otot melemah, dan berbagai jenis gangguan kesehatan lainnya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kecemasan yang bisa kita lakukan:
1. Yoga
2. Batasi penggunaan sosial media
3. Terima kecemasan sebagai bagian dalam hidup
4. Lakukan yang terbaik dan berhenti menunda
5. Mengenali gejala kecemasan
6. Gaya hidup sehat
7. Memandang kecemasan sebagai hal istimewa
8. Meditasi yang teratur
9. Persiapan dan latihan sebelum melakukan hal penting
10. Cintai diri sendiri
11. Menyibukkan diri.
(*)