Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Kanker payudara adalah kanker yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data dari WHO tahun 2020, terdapat 65.858 kasus kanker payudara yang setara dengan 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia.
Sementara itu, menurut data Kemenkes RI, kanker payudara juga merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita di Indonesia.
Baca Juga: Benjolan di Payudara Tidak Selalu Kanker, Kenali Jenis Benjolan di Payudara
Sedangkan 1 dari 5 pasien kanker payudara di Indonesia menderita kanker payudara jenis HER2-positif (Human Epidermal Growth Factor Receptor).
Menurut satu ahli bedah Onkologi, dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk., M.Epid., MARS, menjelaskan bahwa jenis kanker payudara HER2-positif merupakan salah satu jenis kanker yang agresif.
Meski demikian, dr. Sonar menyebutkan, penanganan yang optimal pada stadium dini kanker payudara HER2-positif dapat menurunkan risiko kekambuhan atau kematian dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapat kemoterapi saja.
Baca Juga: 4 Bahaya Jika Bra Kamu Terlalu Ketat, Sampai Bisa Picu Kanker Payudara
“Tujuan pengobatan kanker payudara pada stadium dini tidak hanya untuk mengontrol penyakit tetapi juga kuratif atau mencapai kesembuhan, sehingga pasien dapat kembali menjalani kehidupannya secara produktif,” ujar dr. Sonar dalam acara edukasi media virtual bertajuk Akses Penanganan Kanker Payudara HER2+ Stadium Dini: Tantangan dan Harapan yang dihadiri oleh Grid.ID pada Jumat (19/02/2021).
Acara yang dilakukan secara virtual melalui media Zoom ini diselenggarakan oleh Cancer Information and Support Center (CISC) dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia tanggal 4 Februari.
Nah, untuk mendapatkan penanganan yang optimal, pasien kanker payudara jenis HER2-positif perlu mendapatkan terapi target dengan trastuzumbab dan kemoterapi.