Jika ditinjau dari sisi medis, sebenarnya penyakit autoimun memang membuat penderitanya lebih rentan mengalami penyakit infeksi, termasuk infeksi virus seperti Covid-19.
Melansir panduan dari IRA (Indonesian Rheumatology Association) via Kompas.com, hal ini dikarenakan pasien autoimun memiliki imunitas yang lebih rendah karena efek obat-obatan untuk mengontrol penyakitnya.
Untuk mengontrol penyakit autoimun, obat-obatan yang biasanya dikonsumsi pasien autoimun biasanya bersifat immunosuppressant atau menurunkan imunitas.
Menurut dr. Hendra Gunawan, Sp.PD, apabila pasien autoimun terinfeksi Covid-19, maka pengobatannya difokuskan untuk mengatasi atau mengurangi infeksi Covid-19.
Namun tentu saja, dokter juga harus menyesuaikan pengobatan dengan aktivitas penyakit pasien pada saat itu.
Sebab, pada penyakit autoimun terdapat fase remisi (aktivitas penyakit rendah) dan fase flare up (aktivitas penyakit tinggi).
"Namun jika pasien ada riwayat paparan terhadap virus covid-19 atau masuk kriteria suspect maupun probable, maka tergantung jenis pengobatan sebelumnya, ada yang bisa tetap dilanjutkan ada yang harus dihentikan hingga 2 minggu untuk observasi," jelas dr. Hendra kepada Kompas.com pada Rabu (17/02/2021).
"Atau 7-14 hari bebas gejala pasca infeksi Covid-19 pada kasus terkonfirmasi dengan gejala ringan - sedang, atau 10-17 hari bila pasien dinyatakan konfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala klinis," imbuhnya.
Baca Juga: CDC Perbarui Rekomendasi Penggunaan Masker, Kamu Wajib Tahu Nih!
Adapun pada pasien autoimun yang mengalami gejala berat Covid-19, diperlukan pemeriksaan dan pertimbangan klinis lebih lanjut untuk memutuskan memulai obat-obatan terkait autoimun.
Tentunya, dr Hendra juga mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat.
(*)