Kemudian, menurut data BPJS Kesehatan tahun 2016, stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp 1,43 Trilyun, tahun 2017 naik menjadi Rp 2,18 Trilyun, dan tahun 2018 mencapai Rp 2,56 Trilyun rupiah.
''Penyakit Kardioserebrovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik, dan penggunaan alkhohol,'' kata dr. Cut.
Untuk mencegah stroke berdampak buruk, kamu perlu mengetahui gejala-gejala yang biasanya terjadi.
Baca Juga: Yuk, Cegah Stroke dengan Makanan Sehat, Ini yang Harus Dikonsumsi!
- Senyum tidak simetris, atau moncong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan.
- Tiba-tiba tidak dapat berbicara, kata-katanya tidak dimengerti, dan bicara tidak nyambung.
- Kebas atau baal, lalu kesemutan separuh badan.
- Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba.
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
- Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.