Para peneliti memberi tiap satu orang sebuah produk pembersih, satu buah vibrator yang terbuat dari elastomer termoplastika dan vibrator yang terbuat dari silikon lembut.
Para peserta wanita tersebut diminta untuk menggunakan vibrator tersebut untuk masturbasi dan diteliti selama 24 jam kemudian.
Hasilnya ditemukan kalau 75% dari jumlah wanita tersebut mengidap HPV (human paviloma virus).
Lalu, pada 9 vibrator milik wanita yang positif mengidap HPV, ditemukan tanda-tanda adanya virus.
Peningkatan risiko penyebaran penyakit ini menjadi tinggi ketika mainan seks dipakai orang lain tanpa dicuci bersih dulu dari bekas aktivitas sebelumnya.
Hasilnya berbeda ketika sex toy dibersihkan dan disterilkan setiap habis pakai.
Nyatanya, ketika sudah dibersihkan, risiko mengendapnya virus pada vibrator menurun menjadi 56 persen.
Selain itu, para peneliti pun juga menemukan bahwa vibrator berbahan silikon memiliki tingkat deteksi virus yang lebih rendah.
Nah, bayangkan bila vibrator yang tidak dibersihkan ini dipakai secara bergantian.
Tentu virus yang melekat pada vibrator akan menular ke para pemakainya.
(*)