Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Setelah pernikahannya kandas dengan Henry Siahaan sekitar tahun 2008 silam, Yuni Shara memang belum memutuskan menikah kembali.
Wanita yang pernah menjalin asmara dengan Raffi Ahmad ini pun blak-blakan mengaku punya cara memuaskan dirinya sendiri di ranjang.
Mengutip laman Sajian Sedap, sebelumnya, Yuni mengaku tak ingin menikah ataupun terburu-buru mencari pasangan hanya karena kebutuhan seksual saja.
Wanita bernama lengkap Wahyu Setyaning Budi ini bahkan tidak bisa membayangkan menikah lagi di usia saat ini.
Terlebih, dalam pandangannya, pernikahan di Indonesia cukup merepotkan.
"Aku ngebayangin (nikah) ribetnya, harus keluarga, dan lain-lain," ujar Yuni dalam Podcast Deddy Corbuzier.
Yuni pun lebih memilih untuk mencari ‘teman yang tak merepotkan’ untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
Rupanya, ‘teman’ yang dimaksud Yuni Shara itu berupa alat bantu seks.
Hal tersebut blak-blakan dibongkar oleh Yuni Shara.
"Sudah umur tua nih, aku pergi lah ke Holland, saya pergi ke sex shop. Karena enggak ada yang tahu aku (di Holland), jadi aku tanya-tanya aja.”
"Sejak itu aku punya ‘teman’. Enggak ngerepotin, aku bisa atur sendiri, aku bisa simpan sendiri, that’s my best friend," ungkap Yuni Shara tanpa malu-malu.
Ternyata, bagi beberapa lajang maupun yang sudah berpasangan, menggunakan sex toy dalam aktivitas seksual dapat menambah kepuasan tersendiri.
Tapi awas, pemakaian mainan seks yang tidak higienis, sembarangan, atau malah dipakai bergantian bisa menularkan penyakit seks menular.
Dirangkum Grid.ID dari Komaps.com, penularan penyakit seksual adalah salah satu risiko pemakaian sex toy.
Namun ini harus lebih diperjelas.
Baca Juga: Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Seksual yang Bisa Bikin Susah Punya Anak sampai Bayi Lahir Prematur
Bukan sex toy-nya yang membuat berisiko terkena, tapi sex toy dapat menjadi media penyebaran penyakit dari cairan penis atau vagina yang terinfeksi dan masih menempel di mainan tersebut.
Sebuah penelitian dari jurnal Sexually Transmitted Infections melakukan penelitian yang berfokus pada wanita antara 18 hingga 29 tahun.
Wanita yang diteliti adalah para wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
Para peneliti memberi tiap satu orang sebuah produk pembersih, satu buah vibrator yang terbuat dari elastomer termoplastika dan vibrator yang terbuat dari silikon lembut.
Para peserta wanita tersebut diminta untuk menggunakan vibrator tersebut untuk masturbasi dan diteliti selama 24 jam kemudian.
Hasilnya ditemukan kalau 75% dari jumlah wanita tersebut mengidap HPV (human paviloma virus).
Lalu, pada 9 vibrator milik wanita yang positif mengidap HPV, ditemukan tanda-tanda adanya virus.
Peningkatan risiko penyebaran penyakit ini menjadi tinggi ketika mainan seks dipakai orang lain tanpa dicuci bersih dulu dari bekas aktivitas sebelumnya.
Hasilnya berbeda ketika sex toy dibersihkan dan disterilkan setiap habis pakai.
Nyatanya, ketika sudah dibersihkan, risiko mengendapnya virus pada vibrator menurun menjadi 56 persen.
Selain itu, para peneliti pun juga menemukan bahwa vibrator berbahan silikon memiliki tingkat deteksi virus yang lebih rendah.
Nah, bayangkan bila vibrator yang tidak dibersihkan ini dipakai secara bergantian.
Tentu virus yang melekat pada vibrator akan menular ke para pemakainya.
(*)