Find Us On Social Media :

Microsoft Sebut Warganet Indonesia Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara, Inilah Penyebabnya!

By None, Sabtu, 27 Februari 2021 | 16:03 WIB

Ilustrasi pengguna internet.

 

Grid.ID- Beberapa waktu lalu, perusahaan Microsoft melaporkan hasil studi tahunannya yang berjudul Civility, Safety, and Interactions Online 2020.

Hasil studi ini dipublikasikan bersamaan dengan temuan dari Digital Civilty Index (DCI) 2020.

Hasil studi tersebut memuat tingkat kesopanan digital dari pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.

Baca Juga: Bocah 12 Tahun Bikin Heboh dengan Unggah Video di Youtube Berisi Pesan Ancaman Terorisme di Bandara Incheon Seoul

Hal yang mengejutkan adalah warganet Indonesia disebut sebagai pengguna internet yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Mencakup 9 wilayah Asia-Pasifik

Mengutip Kompas.com (26/2/2021), studi ini dilakukan dengan metode survei yang melibatkan 16.000 responden di 32 wilayah.

Survei tersebut mencakup responden remaja sampai orang dewasa tentang interaksi online mereka dan pengalaman mereka menghadapi risiko online.

Baca Juga: Bukan Diet, Ternyata Kunci Pola Makan Sophia Latjuba Adalah Mindful Eating, Apa Artinya?

Adapun pelaksanaan survei ini berlangsung sejak April hingga Mei 2020.

Disebutkan bahwa riset ini mencakup 9 wilayah Asia-Pasifik (APAC), yaitu Australia, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Terkait topik kesopanan digital, Regional Digital Safety Lead, Asia-Pasifik, Microsoft, Liz Thomas menyampaikan, kesopanan digital dinilai sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi online yang positif.

Hal ini juga didukung situasi pandemi yang memungkinkan masyarakat lebih sering mengakses inetrnet.

"Melalui peringatan Safer Internet Day ini, kami diingatkan bahwa pemerintah, organisasi, dan individu memiliki peran dalam membantu menjadikan internet tempat yang lebih baik untuk bekerja dan bermain," ujar Thomas.

Negara paling tidak sopan se-Asia Tenggara

Dalam studi tersebut, DCI mematok skor untuk mengetahui kadar kesopanan warganet dari segi usia dan wilayahnya.

Baca Juga: Selain Kekurangan Zat Besi Nia Ramadhani Juga Alami Masalah Tendon di Tangan, Sang Asisten: Sekarang Ngeplek Tangannya

Semakin tinggi skor DCI, maka semakin buruk tingkat kesopananya. Secara global, remaja berusia 13-16 tahun memiliki skor DCI sebanyak 63, sedangkan orang dewasa memiliki skor 72.

Berikut rincian skor untuk masing-masing negara di Asia Pasifik terkait kesopanan warganet:

Baca Juga: Biasa Tunjukkan Sisi Tegar dan Kuat Usai Kehilangan Sosok Suami, Mutia Ayu Tiba-tiba Tulis Curhatan Sendu hingga Mengaku Tak Sanggup Melupakan Glenn Fredly: Ada Nama yang Masih Terukir Indah

Perlu diketahui, Microsoft tidak memaparkan laporan DCI untuk negara Asia Tenggara lainnya.

Namun, mereka mengungkapkan bahwa warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.

Penyebab risiko kesopanan

Dilansir dari Kompas.com (25/2/2021), ada tiga faktor yang berpengaruh pada risiko kesopanan di Indonesia.

Pertama adalah hoaks dan penipuan. Pada faktor ini paling tinggi skornya dengan 47 persen.

Kedua, faktor ujaran kebencian berada pada 27 persen. Ketiga, faktor diskriminasi sebesar 13 persen

Baca Juga: Pernikahannya dengan Salmafina Sunan Berujung Cerai, Taqy Malik Ternyata Langsung Mohon Minta Jodoh di Depan Kabah: Berawal dari Chat Instagram, Kita Kenal Terus Gue Ajak Nikah

Di sisi lain, sebanyak 4 dari 10 responden mengaku bahwa tingkat kesopanan warganet Indonesia semakin membaik.

Menurut mereka, hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar dan saling tolong-menolong di media sosial.

Selain itu, nilai empati di Indonesia mengalami kenaikan 11 poin menjadi 59 persen.

Baca Juga: Nia Ramadhani Jalani Perawatan Akibat Kekurangan Zat Besi, Asisten Beberkan Kondisinya: Jauh di Bawah Standard

Kemudian, berita di media menjadi kontributor kedua dengan persentase 54 persen. 

(*)

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Menilik Penyebab Microsoft Sebut Warganet Indonesia Tidak Sopan Se-Asia Tenggara"