Menyunat bayi memang masih asing di telinga masyarakat Indonesia, sebab rata-rata orangtua baru menyunatkan anaknya ketika anak duduk di bangku Sekolah Dasar antara usia 6-12 tahun.
Padahal, melansir dari Nakita.id, penelitian justru menemukan bahwa anak yang disunat sebelum mencapai 1 tahun justru berpotensi terhindar dari penyakit yang merugikan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh pernyataan seorang penulis dan professor di University of Washington, Dr. Charbel El Bcheraou seperti yang dilansir dari Medical Daily via Nakita.id.
“(Hasil penelitian) Ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menemukan tingkat efek samping sunat pada anak-anak yang lebih tua jauh lebih tinggi dibanding pada bayi,” kata Dr. Charbel.
Adapun efek samping yang dimaksud mengacu pada WHO, yaitu rasa sakit, pendarahan yang berlebihan, pemotongan kulit yang berlebihan, kerusakan pada penis, sulit buang air kecil, jaringan parut atau cacat, pembengkakan berlebihan, dan infeksi.
WHO sendiri mendorong orangtua agar segera menyunatkan anak lelakinya karena sunat dapat menurunkan risiko terjadinya HIV hingga 60%.
Baca Juga: Sunat Bayinya yang Baru Berusia 15 Hari, Zaskia Adya Mecca: Jauh Lebih Mudah Perawatannya
Selain itu, ada beberapa manfaat bagi kesehatan apabila anak disunat sedini mungkin.
Melansir Kompas.com, berikut adalah manfaat sunat bayi dari segi medis:
Mencegah fimosis
Sunat dapat mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti fimosis.
Fimosis merupakan nyeri pada kepala atau kulup penis yang dapat berpotensi menjadi radang.