Laporan Wartawan Grid.ID - Rizqy Rhama Zuniar
Grid.ID - Beberapa waktu terakhir ini, Indonesia tengah dihadapkan berbagai peristiwa bencana alam.
Tak hanya dilanda pandemi covid-19, masyarakat juga dihadapkan dengan berbagai bencana alam yang melanda beberapa wilayah Tanah Air.
Mulai dari hujan lebat, banjir, tanah longsor, gempa, hingga erupsi gunung berapi.
Akibat dari peristiwa tersebut, banyak sarana, prasarana, dan fasilitas umum yang rusak.
Kerusakan yang parah bahkan dapat menghambat proses penyaluran bantuan.
Tak hanya itu saja, banyak warga terdampak yang menjadi korban dari berbagai peristiwa alam tersebut.
Berkaca dari peristiwa tersebut, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan rencananya dalam meningkatkan aspek pencegahan dan mitigasi bencana.
Hal tersebut ia ungkapkan melalui sebuah postingan di akun Instagram miliknya @jokowi, pada Rabu (3/3/2021).
Dalam postingannya tersebut Jokowi mengunggah potret dirinya yang mengenakan kemeja putih tengah berpidato berpidato di atas mimbar.
Pada tulisan keterangan unggahannya, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk dalam 35 negara paling rawan risiko bencana di dunia.
"Indonesia masuk dalam 35 negara paling rawan risiko bencana di dunia," tulis Jokowi.
"Dari Februari 2020 sampai Februari 2021 saja, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sedikitnya ada 3.253 bencana di Indonesia, dari bencana hidrometeorologi hingga bencana geologi," lanjutnya.
Ia kemudian menyatakan bahwa dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2021 yang digelar hari ini, Rabu (3/3/2021), pihaknya akan mengutamakan aspek pencegahan dan mitigasi bencana.
Melalui postingannya tersebut, Jokowi menjelaskan 4 aspek yang akan menjadi target utamanya dalam menanggulangi bencana di Indonesia.
"Yang paling utama adalah pelaksanaannya, misalnya standar bangunan tahan gempa, fasilitas umum dan fasilitas sosial, harus dikawal dan diikuti dengan audit ketahanan bangunan agar sesuai dengan standar," jelas Jokowi.
Ia kemudian menyebutkan tentang aspek kebijakan yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
Pada aspek ketiga, Jokowi menyebutkan tentang manajemen tanggap darurat.
"Ketiga, manajemen tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang cepat," tulisnya.
Pada poin aspek terakhir, Jokowi menuliskan tentang perlu ditingkatkannya edukasi dan literasi kepada masyarakat.
Seperti melakukan simulasi bencana secara rutin di daerah yang rawan bencana, agas warga menjadi siap dan tanggap saat menghadapi bencana.
(*)