Dokter dapat mendiagnosis kondisi tersebut dalam beberapa menit pertama kehidupan.
Mereka melakukan pemeriksaan rutin terhadap tonus otot bayi baru lahir pada 1 hingga 5 menit setelah lahir.
Tonus otot yang buruk cenderung menandakan adanya masalah dengan otak, sumsum tulang belakang, saraf, atau otot.
Baca Juga: Ahli Ungkap Manfaat Alpukat untuk Bumil, Mencegah Bayi Cacat Lahir hingga Meningkatkan ASI
Tetapi terapi fisik dan perawatan lain dapat membantu anak membangun otot yang lebih kuat dan koordinasi yang lebih baik.
Bayi baru lahir dengan hipotonia tidak akan memiliki gerakan lengan dan kaki yang kuat.
Seiring bertambahnya usia, bayi yang "terkulai" akan kehilangan pencapaian penting, seperti bisa mengangkat kepala saat tengkurap.
Adapun gejala umunya, seperti:
- Kontrol kepala yang buruk, bayi tidak dapat mengontrol otot lehernya, kepalanya akan jatuh ke depan, ke belakang, atau ke samping.
- Merasa lemas, terutama saat mengangkatnya. Jika mengangkat bayi dengan tangan di bawah ketiak, lengannya mungkin terangkat tanpa perlawanan seolah-olah bisa lolos dari tangan orang tua.
- Lengan dan kaki menggantung lurus. Bayi biasanya beristirahat dengan lengan dan kaki tertekuk siku, pinggul, dan lutut sedikit tertekuk. Tetapi anak-anak dengan hipotonia tidak.
Terkadang, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan masalah saat menghisap dan menelan.
Selain itu, persendian anak mungkin sangat fleksibel, seperti sambungan ganda.