Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Pandemi Covid-19 menjadi sentimen utama dalam pergerakan pasar modal sepanjang tahun 2020.
Pembatasan gerak akibat lockdown menyebabkan ekonomi melambat, setelah masyarakat diharuskan untuk melakukan segala aktivitas dari rumah saja demi menekan angka penyebaran virus.
Hal ini terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia, sehingga ketidakpastian ekonomi yang begitu tinggi membuat pasar modal terkoreksi dalam.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah pada tanggal 24 Maret 2020, terkoreksi hingga minus 37,49%.
Begitu juga dengan obligasi yang terkoreksi dalam di -3.65% karena adanya arus modal keluar (capital outflows) yang cukup deras, baik di pasar saham maupun obligasi.
Pada penutupan tahun 2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tercatat terkoreksi -5,09% secara year-to-date (ytd) di level 5.979.
Baca Juga: Allianz Memulai Kemitraan Global Olimpiade dan Paralimpiade untuk 8 Tahun ke Depan
Kemudian indeks obligasi/IBPA naik 14,38% secara year-to-date (ytd), sedangkan Rupiah sejak awal tahun melemah 1.33% ke level Rp14.050/US$.
Pemerintah seluruh negara di dunia berusaha menyelamatkan masyarakat dari penyebaran virus dan perekonomian negaranya di saat yang bersamaan.
Karenanya, kebijakan fiskal dan moneter harus diterapkan untuk mengalirkan stimulus yang dapat membantu perekonomian negara masing-masing.