Grid.ID – Rentetan tragedi pengeboman yang terjadi di Bali pada tahun 2002 dan 2005 silam seolah mengingatkan kita akan sosok teroris kelas kakap, Noordin M Top.
Seperti diketahui, Noordin M Top menjadi otak di balik serangan teror bom Bali bersama Dr Azahari.
Tak hanya sepak terjangnya yang membuat publik bergidik ngeri, kematiannya pun masih menyisakan misteri hingga kini.
Noordin M Top masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh kepolisian Indonesia sejak tahun 2002.
Menjadi buronan kepolisian Indonesia, pria asal Malaysia ini nyatanya masih bisa berkelit bahkan melakukan pengeboman Bali kedua kalinya pada tahun 2005.
Saat Densus 88 berhasil menyergap Dr Azahari yang tewas ditembak polisi tahun 2005, Noordin M Top melarikan diri.
Hingga kemudian, pada tanggal 17 September 2009 Noordin M Top akhirnya tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Meskipun terjadi bertahun-tahun lalu, kejadian ini menguak kenangan dokter forensik dr Hastry yang sempat berjaga di TKP selama 3 hari saat penyergapan berlangsung.
Kisah ini terkuak dari penuturan dr Hastry di tayangan YouTube Denny Darko pada Jumat (12/3/2021).
"Saat penangkapan itu, saya sudah 3 hari ada di TKP," bongkar dr Hastry, kepada Denny Darko, dilansir TribunnewsBogor.com.
Pengakuan dr Hastry ini pun membuat Denny Darko terkejut.
Pasalnya, Denny Darko mengaku saat itu dirinya hanya bisa melihat detik-detik penyergapan Noordin M Top yang berujung tewas.
"Saya ingat sekali proses penangkapannya Noordin M Top ini disiarkan live di TV di Solo. Saya ingat, saya ngikutin dari pagi sampai sore," imbuh Denny Darko.
Lantas, ketika Noordin M Top tewas, Denny Darko pun bertanya soal proses autopsi pelaku bom Bali tersebut kepada dr Hastry.
"Kata dokter katanya Noordin M Top pernah ada di meja ini juga diautopsi," imbuh Denny Darko.
Masih penasaran, Denny Darko bertanya soal kebenaran jenazah Noordin M Top yang diautopsi oleh dr Hastry.
"Tapi dok, memang benar, kalau yang dijumpai itu benar Noordin M Top yang meledakkan diri?" tanya Denny Darko yang dibenarkan oleh dr Hastry.
Lebih lanjut, dr Hastry menceritakan bahwa saat ditugaskan ke TKP, ia tidak tahu kalau yang akan disergap Densus 88 itu adalah Noordin M Top.
Pasalnya, info soal pernyegapan Noordin M Top ini bersifat rahasia di antara sesama polisi hingga ia yang merupakan tim forensik hanya diminta berjaga di lokasi penyergapan.
"Saya waktu itu disuruh berjaga siaga oleh tim dopol saya. Saya gak tahu kalau yang mau ditangkap itu Noordin M Top. Cuma kita disuruh siap-siap aja," ucap dr Hastry.
"Lha, itu sesama polisi gak saling memberitahu?" tanya Denny Darko heran.
"Enggak, karena itu kan rahasia. Yang penting, saya selaku tim forensik harus diminta stand by. Kita nunggu di sana sampai hari ketiga," jawab dr Hastry.
Saat berada di TKP, dr Hastry mengaku melihat detik-detik Densus 88 menyergap Noordin M Top dan kawanannnya.
Ketika menceritakan itu, dr Hastry mengaku merinding.
"Ternyata setelah terjadi baku hantam dan tembak-tembakan serta peledakan diri itu, ada 4 jenazah," ucap dr Hastry.
"Kita periksa, 4 jenazah itu adalah Noordin M top dan 3 anak buahnya. Istrinya gak apa-apa," tambahnya.
Setelah itu, dr Hastry dan dokter forensik lain memeriksa keaslian jenazah apakah benar itu Noordin M Top yang tewas.
Kembali, ketika autopsi jasad Noordin M Top, dr Hastry dibuat merinding lantaran pria asal Johor, Malaysia itu tewas dengan kondisi mengenaskan.
Bagian belakang kepalanya hancur dan terdapat beberapa lubang bekas tembakan peluru di tubuhnya.
Meskipun begitu, bagian wajah dari sang teroris itu masih bisa dikenali.
"Kita lihat dari fotonya, dari wajahnya yang sudah ada, ternyata benar itu Noordin M Top," ungkap dr Hastry.
"Waktu (tewas) meledakkan diri, wajahnya masih bisa dikenali?" cecar Denny Darko.
"Masih, wajahnya masih dikenali," jawab dr Hastry.
"Dan memang dari awal, kita gak tahu. Yang penting dia itu teroris, diduga Noordin M Top," imbuh dr Hastry.
"Ternyata berhasil juga, polisi menangkap sampai dia (Noordin M Top) meledakkan diri," tambahnya.
Kemudian Denny Darko penasaran apakah Noordin M Top itu tewas ditembak polisi atau meledakkan diri.
Disebutkan dr Hastry, Noordin M Top itu tewas karena meledakkan diri setelah sempat baku tembak dengan Densus 88.
"Jadi waktu itu, dia itu benar meninggal karena meledakkan diri? Karena saya ingat, waktu itu ada baku tembak dulu?" tanya Denny Darko.
"Iya, iya betul (meledakkan diri). Baku tembaknya dari anak buahnya," ungkap dr Hastry.
"Setelah aman, tim penyisir bom masuk memastikan gak ada bom lagi, baru tim dopol masuk untuk evakuasi jenazah," tambahnya.
Diakui dr Hastry, setelah Noordin M Top tewas, jenazahnya langsung dilarikan ke rumah sakit di Surakarta Solo.
Hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa yang tewas itu benar adalah Noordin M Top.
"Setelah diperiksa di sini, kita bawa ke Jakarta untuk diautopsi. Di sana, menunggu keluarganya untuk mengambil," papar dr Hastry.
"Keluarga dari Malaysia," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita dr Hastry Otopsi Teroris Bom Bali, Merinding Lihat Jasad Noordin M Top : Wajahnya Dikenali
(*)