Find Us On Social Media :

Hamil Anak Kedua, Ardina Rasti Harus Bed Rest Karena Asam Lambung, Begini Cara Bumil Mengatasi Perut Panas Karena Tinggi Asam Lambung

By Ragillita Desyaningrum, Rabu, 17 Maret 2021 | 13:24 WIB

Ardina Rasti saat ini tengah mengandung buah hatinya yang kedua. Namun, baru-baru ini ia mengeluhkan asam lambung yang menimpanya hingga membuat ia harus bedrest.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.IDArdina Rasti saat ini tengah mengandung buah cintanya yang kedua, hasil pernikahan dengan Arie Dwi Andhika.

Sayangnya, baru-baru ini aktris berusia 35 tahun ini harus bed rest akibat flu dan asam lambung yang tinggi.

Hal ini disampaikan wanita yang akrab dipanggil Rasti melalui sebuah unggahan di Instagramnya pada Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: 3 Tahun Jalani Bahtera Rumah Tangga Bersama Sang Suami, Ardina Rasti Kenang Suasana Pernikahan dengan Pesan Romantis untuk Arie Andika: Saya Makin Cinta Saat Ini...

“Beberapa hari ini bumil lagi bedrest, flu campur gejala asam lambung. Nggak nyaman banget,” tulis Rasti yang dikutip dari Instagram @ardinarasti6.

Biasanya, pada kondisi ini Rasti akan minum obat untuk membuatnya sembuh.

Namun karena kini ia sedang mengandung, tentunya ia tidak bisa sembarangan minum obat.

Kondisi asam lambung naik memang sangat umum dan normal terjadi pada ibu hamil.

Baca Juga: Ardina Rasti Hamil Anak Kedua, Arie Andika Panjatkan Doa: Ya Allah, Jagalah Anakku

Melansir Medical News Today via Kompas.com, sebuah penelitian di tahun 2010 mengungkapkan bahwa penyakit asam lambung yang parah atau GERD memengaruhi sekitar 80 persen kehamilan.

Adapun salah satu gejalanya yang khas adalah sensasi terbakar yang tidak nyaman di dada atau heartburn.

Heartburn ini terjadi paling sering pada trimester kedua dan ketiga, di mana tekanan pada perut semakin meningkat.

Baca Juga: Kunyit Bisa Diandalkan untuk Mengobati Asam Lambung karena Kandungannya yang Hebat, Begini Penjelasan Ahli!

Untuk meredakan rasa panas ini tanpa harus mengonsumsi obat-obatan kimia, berikut adalah cara alami yang dapat diterapkan ibu hamil:

Makan sedikit tapi sering

Salah satu pemicu asam lambung yang meningkat adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak.

Alih-alih makan banyak, makanlah dengan porsi sedikit namun sering.

Selain itu, perhatikan juga kandungan nutrisinya supaya bayi di dalam kandungan juga terpenuhi asupan gizinya.

Baca Juga: Sheila Marcia Dilarikan ke IGD, Ini Alasan Kenapa Tak Boleh Remehkan Gejala Asam Lambung!

 Mengunyah permen karet

Melansir Nakita.id, sebuah penelitian menemukan bahwa mengunyah permen karet dapat membantu mengurangi paparan asam esophagus postprandial.

Permen karet disebut dapat menstimulasi kelenjar ludah dan air liur untuk membantu menetralisir asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Untuk itu, kunyahlah permen karet bebas gula selama 30 menit setelah selesai makan.

Baca Juga: Perut Mendadak Kembung Setelah Makan? Lakukan 7 Cara Mudah Ini untuk Mengatasinya

Tidur menghadap samping kiri

Ibu hamil sering disarankan untuk tidur menghadap samping kiri supaya mencegah hati dari tekanan pada rahim dan meningkatkan aliran darah ke janin.

Tapi selain itu, tidur menghadap samping kiri juga dapat mengurangi asam lambung karena posisi ini membuat asam lambung sulit naik ke kerongkongan.

Baca Juga: Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Maag dan Asam Lambung?

Minum air putih

Minum air putih bukan hanya baik untuk ibu hamil, tapi bagi semua orang, demi memenuhi kebutuhan cairan tubuh sehari-hari.

Khusus untuk ibu hamil, minum air putih dapat mencegah bayi lahir premature sekaligus mengurangi gejala asam lambung.

Mengutip Nakita.id, konsisten minum air putih dapat membersihkan saluran pencernaan sehingga mengurangi heartburn.

Baca Juga: Kupas Tuntas Asupan Air Putih yang Dibutuhkan Tubuh Manusia, Benarkah Harus 8 Gelas?

Berbaring dengan menggunakan bantal

Posisi berbaring dengan menggunakan bantal membuat kepala lebih tinggi sehingga mencegah asam lambung mengalir ke kerongkongan.

Selain itu, posisi ini juga dapat mencegah pembengkakan kaki yang sering dialami oleh ibu hamil.

(*)