Mengutip Reuters, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan India, negara yang memiliki perekonomian terbesar ketiga di Asia, sedang mempersiapkan RUU yang akan mengkriminalisasi kepemilikan, penerbitan, penambangan, perdagangan, dan transfer aset kripto.
RUU itu sejalan dengan agenda pemerintah India bulan Januari yang menyerukan pelarangan mata uang virtual pribadi seperti bitcoin.
Usut punya usut ternyata India sedang membangun kerangka kerja untuk mata uang digital resminya sendiri.
"Minat baru dari pemerintah India dalam melarang cryptocurrency menyebabkan penurunan awal dari kisaran 60.000 USD menjadi 56.000 USD," ujar John Wu, presiden AVA Labs.
AVA Labs merupakan platform sumber terbuka untuk membuat aplikasi keuangan menggunakan teknologi blockchain.
Baca Juga: Praktis Bisa Pakai Teflon, Yuk Simak Resep Membuat Martabak Manis Lembut dengan Aneka Toping
Menurut perkiraan Industri, di India, meskipun ada ancaman larangan pemerintah, volume transaksi membengkak dan 8 juta investor sekarang memegang 100 miliar rupee atau $ 1,4 miliar dalam investasi kripto.
Namun dengan adanya kendala ini, investor tetap yakin akan kekuatan bitcoin, mengapa?
Terlepas dari menurunnya bitcoin, banyak investor percaya prospek harga bitcoin tetap miring ke atas.
Kenaikan bitcoin sebesar 40 persen sejak akhir Februari, yang terjadi di hari Sabtu hingga 61 ribu USD ada cerita dibaliknya.
Baca Juga: Trending, Afgan x Jackson GOT7 Umumkan Kolaborasi Lewat Instagram