Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Baru-baru ini, Anang Hermansyah menggelar acara siraman sebagai rangkaian acara menuju pernikahan sang putri.
Namun, ada hal unik yang menjadi sorotan dalam acara tersebut.
Anang Hermansyah dan Ashanty melakukan "Dodol Dawet" atau dalam bahasa Indonesia berarti berjualan cendol.
Tentu hal ini menarik perhatian publik.
Pasalnya, Ashanty harus menggendong bakul sebagai wadah uang untuk para pembelinya.
Tak hanya itu, uang yang digunakan untuk membeli dawet pun berasal dari tanah liat.
Setelah berhasil menjual dawet, Anang harus menghitung jumlah uang yang ia dapatkan lalu memberikannya pada sang putri.
Unik bukan? Lalu apa makna di balik adat unik ini?
Melansir Kompas.com pada Sabtu (20/3/2021), dodol dawet ini dianalogikan sebagai harapan orang tua pengantin agar saat acara pernikahan banyak tamu yang bisa hadir dan mendoakan kedua mempelai.
Cendol yang begitu banyak dianalogikan sebagai jumlah tamu yang hadir.
Dalam adat "Dodol Dawet" ini, tugas ayah adalah menerima uang dari pembeli, sedangkan sang ibu akan melayani pembeli.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Tak Kuasa Menitikkan Air Mata saat Melakukan Prosesi Siraman
Melansir Banjarmasinpost.co.id pada Sabtu (20/3/2021), orang tua yang berjualan dawet dalam acara siraman ini bermakna mengajarkan pada anak mereka bahwa suami dan istri harus saling membantu dalam mencari nafkah.
Tak hanya itu, uang yang berasal dari tanah liat untuk membeli dawet itu bermakna bahwa kehidupan manusia berasal dari tanah.
Usai berjualan dawet, ayah dari calon pengantin harus menghitung jumlah uang yang ia dapatkan dari berjualan dawet.
Kemudian, uang itu diberikan pada sang putri.
Pemberian uang berjualan dawet ini bermakna sebagai bekal dari sang ayah untuk putrinya menapaki jenjang rumah tangga.
(*)