Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Ternyata makanan kaleng bisa sangat memengaruhi dalam program penurunan berat badan.
Kita mungkin sangat mengandalkan makanan kaleng karena kepraktisannya.
Tapi jangan terlena, karena makanan kaleng justru bisa jadi bumerang dalam program penurunan berat badan yang sedang kamu lakukan.
Dirangkum Grid.ID dari laman Live Strong, berikut ini empat jenis makanan kaleng yang sebaiknya dihindari saat diet.
1. Kacang refried
Mungkin kamu masih awam dengan jenis kacang ini.
Kacang refried adalah kacang Meksiko yang biasanya mengandung cukup banyak lemak.
Itu dapat ditambahkan dalam bentuk minyak atau lemak babi, otomatis menambah kalori.
Ada sejumlah besar natrium dalam kacang refried.
Misalnya, setengah cangkir kacang refried tradisional mengandung sekitar 5 persen lemak jenuh harian dan seperempat natrium, sementara setengah cangkir kacang rendah natrium tidak mengandung lemak dan kurang dari 5 persen natrium harian.
Ketika diet kamu banyak natrium, tubuh biasanya menahan air dan itu menyebabkan bengkak, kembung, pada akhirnya menaikkan berat badan.
2. Kacang rebus
Kacang rebus memang lezat, tetapi dibandingkan dengan versi panggang, ada lebih banyak natrium di dalamnya.
Misalnya, seperempat cangkir satu merek kacang rebus menghasilkan 13 persen natrium harian, sementara seperempat cangkir merek kacang asin hanya memiliki 4 persen.
3. Jagung manis
Meningkatkan jumlah jagung manis (dan sayuran bertepung lainnya) yang kamu makan dapat mendorong penurunan berat badan.
Tapi faktanya, ketika orang dewasa menambahkan satu porsi jagung ekstra ke makanan harian, sama saja mendapatkan sekitar 2 pound lebih banyak dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit jagung.
Baca Juga: Diet Selalu Gagal Akibat Kalap Makan? Coba Lakukan 6 Trik Ini Agar Makan Sedikit tapi Kenyang
Ini termasuk sosis, kornet, dan sebagainnya.
Makan daging olahan secara teratur dapat menyebabkan penambahan berat badan di kemudian hari.
Selama periode empat tahun, orang dewasa yang rutin makan daging olahan dan daging merah yang tidak diolah, memperoleh hampir satu pon ekstra (dibandingkan mereka yang tidak sering makan daging ini), data tersebut menurut meta analisis Juni 2011 di The New England Journal Kedokteran. (*)