Tak tinggal diam, suku lokal yang berperang melawan Romawi juga membalas perlakuan para prajurit itu dengan cara yang sama.
Misalnya saja pada tahun 9 masehi, pemimpin Jerman, Arminius menyalib banyak prajurit Romawi yang dikalahkan oleh Varus.
Kisah serupa kembali terjadi pada tahun 28 masehi, ketika suku Jerman menyalib para penagih pajak Romawi.
Sayangnya, hanya sedikit informasi tentang sejauh mana penyaliban dilakukan di Spanyol, Galia, Afrika Utara, dan Asia.
Selain bangsa Romawi, perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM.
Perkamen tersebut menjadi bukti bahwa Hukum Yahudi pada masa itu menerima penyaliban sebagai salah satu metode eksekusi yang lebih tua dibanding hukuman rajam atau mencekik.
Baca Juga: Dituding Pindah-pindah Keyakinan, Nafa Urbach Semprot Netizen: Ngga Ada Urusan Sama Kalian!
Di bawah pendudukan Romawi, bentuk hukuman ini menjadi hal biasa.
Bahkan pada tahun 4 SM, bangsa Romawi telah menyalib 2.000 orang Yahudi.
Pada masa itu, penyaliban dipandang sebagai hukuman budak.
Selain itu, hukuman ini juga sarat dengan muatan politik.
Artikel ini telah tayang di Gridstar dengan judul Paskah 2020: Sejarah Penyaliban Yesus yang Dikenal sebagai Jumat Agung
(*)