Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Ada 2 kesalahan yang kerap dilakukan orangtua saat mengajarkan kebaikan pada anaknya.
Hal ini dijelaskan oleh Psikolog Anak, Fathya Artha Utami, MPsi., dalam acara virtual Bebelac Tunjukan Hebatmu yang Grid.ID ikuti Kamis (25/3/2021).
Menurutnya, orangtua kerap terlalu ambisius dalam mengajarkan kebaikan, tapi anak sendiri belum siap.
Baca Juga: Manfaat Mengajarkan Kebaikan Hati Pada Anak Zaman Sekarang, Bikin si Kecil Lebih Bahagia loh!
“Terlalu pushy (ambisius) bahwa ‘ayo-ayo’ tapi anak sendiri belum siap perkembangannya, belum mengerti, orang tua terlalu memaksa,” kata Fathya.
Yang kedua, adalah terkait dengan feedback yang orangtua berikan.
Ternyata, terlalu mengkritisi atau membanggakan anak juga tidak baik.
“Apakah terlalu mengkritisi atau memberikan pujian yang sebetulnya malah membuat anak merasa ‘oh kalau aku berbuat kebaikan, aku akan dibilang anak hebatnya mama atau mama bangga’. Bukan karena kebaikan dan rasa senang yang dirasakan, jadi hati-hati sekali saat membrikan pujian pada anak,” jelas Fathya sambil mencontohkan.
Orangtua harus menjelaskan, milsanya dengan memberikan donasi, bukan hanya anak akan menjadi hebat, tapi tekankan juga pada prosesnya.
Dengan hal itu, maka si kecil akan merasa bangga dari dalam hati, bukan mengharapkan pujian orang lain.
Baca Juga: 5 Penyebab Depresi pada Remaja yang Harus Orangtua Waspadai! Nomor 3 Sering Terabaikan
“Misalnya ketika memberikan donasi, yang kita bisa kasih pujiannya adalah bukan cuma ‘kamu baik ya’. Tapi lebih kepada ‘wah senang ya rasanya kita berbagi, lihat deh kalau kita berdonasi’ apa sih manfaatnya,” jelasnya .
“Jadi yang dipuji adalah prosesnya, sehingga dia merasa bangga dan hebat dari dalam hati, bukan karena mengharapkan pujian orang lain,” tutup Fathya.
(*)